Aksi Unras Perwakilan Masyarakat Sukajadi Dihadang Puluhan Security PSB
Baturaja,liputansumsel.com - Puluhan masyarakat Sukajadi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Sukajadi OKU Bersatu (FKMSOB), Karang Taruna dan Perwakilan RT dan RW Kelurahan Sukajadi melakukan aksi unjuk rasa (unras) pada Senin siang (18/9/23) meminta PT. Semen Baturaja (PSB) segera merealisasikan beberapa tuntutan mereka.
Melalui pantauan langsung di lokasi unras, massa peserta aksi yang ingin mencoba masuk ke dalam untuk menyampaikan aspirasi dan berdialog dengan pihak perwakilan manajemen PSB di depan gedung Humas PSB, dihadang oleh puluhan security PSB di gerbang utama dan tertahan disana. Sempat terjadi insiden kericuhan berupa aksi dorong-dorongan dan ketegangan dengan puluhan security PSB yang sudah standby berjaga disana lebih dulu.
Ketegangan mereda setelah salah satu perwakilan manajemen PSB datang menemui dan mengajak perwakilan massa unras berdialog di lantai dua Gedung Pemasaran PSB.
Dengan suara lantang, Ketua FKMSOB Rico. S. Armahesa, S.IKom menyatakan aksi unras yang mereka lakukan adalah aksi damai, bukan untuk berbuat anarkis. Mereka hanya menuntut hak-hak mereka selaku warga Sukajadi yang berada di Ring 1 PSB yang selama ini sudah diabaikan oleh PSB.
"Niat kami ini mulia. Kami juga sudah melayangkan surat pemberitahuan seminggu sebelumnya.
Kami ingin diterima di depan gedung humas. Kami tidak ingin muluk-muluk, sekedar menyampaikan permintaan masyarakat Sukajadi. Paling real adanya pekerjaan bagi warga Sukajadi yang berada di ring 1 PT. Semen Baturaja.
Kesimpulan terakhir adanya realisasi, paling sederhana, kalu berkenan, untuk memperkerjakan warga dari Sukajadi. Minta realisasinya segera mungkin.
Tujuan Kami sangat tujuan mulia untuk kepentingan masyarakat Sukajadi. Jadi jangan ada rasa takut dari PT. Semen kepada kami. Aksi kami ini murni mewakili masyarakat Sukajadi untuk memperjuangkan hak-haknya yang sudah diambaikam oleh pihak PT. Semen. Padahal keberadaan PT. Semen ada dan beralamat di Sukajadi. Jadi tolong izin kami masuk ke dalam ke bagian humas, jangan kami dihadang disini. Kami datang secara baik-baik. Dan perlakuan kami juga secara baik. Kami cuma ingin menyampaikan aspirasi dan berdialog kepada pihak Manajemen PT. Semen. Aksi ini merupakan bagian kebebasan berdemokrasi, menyampaikan pendapat dan aspirasi yang dilindungi UU. Dan kami juga sudah menyampaikan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian," tegas pemuda Sukajadi ini.
Sekretaris FKMSOB Jon Wen menegaskan masyarakat Sukajadi selama ini cuma jadi penonton saja.
Tidak ada satupun dari kami dari Ring 1 yang diterima bekerja di PSB.
"Kemudian, tidak ada bantuan pembagian sembako lagi setiap menjelang Hari Raya. Jadi patut dipertanyakan kemana dana CSRnya. Kemana dana-dana itu meskipun cuma satu tahun sekali. Padahal kami setiap hari terkena dampak debu dari PT. Semen. Banyak warga kami yang terkena ISPA terutama balita dan anak-anak. Jadi
jangan kami jadi penonton saja di daerah kami sendiri. Tolong berdayakan kami. Tolong perhatikan kami sepeda. Sementara pimpinan dan karyawan bisa dengan lalu lalang dengan mobil bagus-bagus, sementara kami ini, jangankan beli mobil sepeda pun kami tidak sanggup beli. Ditambah lagi banyak pengangguran terutama pemuda-pemuda kami yang sudah tamat sekolah. Apa kontribusi dari PT. Semen. Kami juga kecewa ada proposal perayaan 17 Agustus dari salah satu RT yang tidak diacc, padahal kami di ring 1, malah kami tidak dibantu," tegasnya.
Selanjutnya, Jon Wen menyampaikan inti tuntutan dari aksi unras pada hari itu yakni ;
Satu, meminta PT. Semen Baturaja memperdayakan warga khususnya pemuda-pemuda Sukajadi.
Kedua, meminta pembagian sembako setiap menjelang lebaran diadakan lagi. Ketiga, meminta Tempat Pemakaman Umum (PKU) Kelurahan Sukajadi segera direalisasikan. Perlu diketahui, proposal sudah diajukan sebelumnya. Kami lihat banyak tanah-tanah PSB yang tidak diberdayakan, jadi bisa digunakan sebagai TPU.
Keempat, meminta adanya kepedulian dari PT. Semen Baturaja pada masalah kesehatan masyarakat Sukajadi.
Anca dari perwakilan Forum RT dan RW Sukajadi juga meminta PSB menyediakan lahan untuk Pemakaman Umum bagi warga Sukajadi yang berjumlah sekitar 9 ribu jiwa lebih.
Salah satu Pengurus Karang Taruna Sukajadi yang mewakili pemuda-pemudi Kelurahan Sukajadi menyatakan sekitar
90 persen dari generasi muda Sukajadi tidak bekerja, jadi ia memohon kepada PSB dibantu bekerja.
"Kami tidak meminta menjadi karyawan permanen atau tetap, tapi kami dibantu mendapatkan pekerjaan," ucapnya.
Salah satu Tokoh masyarakat Sukajadi meminta tolong PSB membantu tempat ibadah berupa masjid atau mushalla yang dirasa sudah tidak ada lagi bantuan diberikan.
"Tolong diperhatikan, Pemeliharaannya. Padahal masjid itu milik kita sama-sama, termasuk karyawan PT. Semen Baturaja juga sering beribadah disana," pintanya.
Salah satu perwakilan Masyarakat Sukajadi menyatakan siring-siring yang ada di jalan masuk ke arah PSB dirasa terlihat kumuh, tolong diperhatikan. Termasuk juga perhatikan rakyat bawah ini. Kami butuh jawaban nyata, bukan sekedar janji-janji belaka," ujarnya dengan lantang.
Setelah situasi yang cukup tegang, akhirnya salah satu perwakilan pihak manajemen PSB menemui massa unras.
Dalam pernyataannya, ia mengatakan sebenarnya PSB tidak lepas dari Sukajadi, bahkan ia juga merupakan bagian dari keluarga Sukajadi sejak tahun 1996.
"Sesuai dengan permintaan, maka kami akan menanggapi sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Kami terima aspirasinya dan akan kami pelajari. Akan kami follow up sesuai dengan peraturan berlaku," jawabnya seraya meminta perwakilan massa unras berdialog dengannya di Gedung Pemasaran PSB.
Usai dialog yang berjalan alot di lantai Gedung Pemasaran PSB, Jon Wen di depan halaman gedung tersebut langsung menemui peserta unras lainnya dan menyatakan pihak PSB
akan menindaklanjuti tuntutan mereka.
"Diberikan hasilnya tuntutan kita ini dalam
tempo satu minggu kepada mereka.
Alhamdulillah kita dibantu ibu Wakapolres OKU untuk memfasilitasi tuntutan kita ini. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada ibu Wakapolres OKU. Demi kebersamaan dan keterbukaan, kami tidak
memberikan nomor hp kami kepada pihak PT. Semen Baturaja. Jadi kita tunggu sampai satu minggu. Apabila tidak ada jawaban yang jelas dari mereka, maka kita akan datang dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi," tegasnya.
Usai mendapatkan penjelasan singkat dari Jon Wen, massa membubarkan diri dengan tertib.
(Duan)
Tidak ada komentar
Posting Komentar