Di Bukit Pendape Lestari Ada nilai Budaya dan Sport Wisata Alam
Bukit pendape lestari dengan ketinggian kurang-lebih 170 APL dari kaki Bukit itu, memiliki nilai budaya dan sport wisata alam, sehingga dalam kawasan itu beragam keunikan dan nilai budaya daerah serta habitat langkah.
Hal ini dibuktikan hampir ratusan orang mengunjungi wisata bukit pendape lestari tak terkecuali baik pengunjung dari luar daerah maupun masyarakat Muba sendiri sehingga objek wisata hutan tersebut ramai apa lagi pada saat hari libur.
Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan melalui Unit PelaksanaTeknis Daerah (UPTD) KPH Wilayah XII Benakat Neneng. Bersama timnya dan didampingi Lembaga Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan dan Hutan (LEGMAS PELHUT) kabupaten Musi Banyuasin serta para pemuda jebang melakukan peninjauan langsung guna pemetaan sport wisata di Hutan Bukit Pendape Lestri selama tiga hari mulai dari, Jum’at, (18/9/2020) sampai dengan hari minggu (20/9/2020).
Di samping pemetaan guna mencari titik sport wisata. Ka. UPTD KPH wilayah Xii Benakat Neneng juga didampingi ketua Lembaga gerakan masyarakat peduli lingkungam dan Hutan (Legmas Pelhut) Musi Banyuasin Suharto beserta rombongan juga mengadakan sosialisasi tentang wisata hutan sekaligus menampung asfirasi para pemuda pemuda jebang agar lebih memahami lagi tujuan dan pengertian wisata hutan.
Bukan itu saja tim mengajak para muda mudi toko masyarakat, termasuk kelompok tani hutan dan perangkat desa Kramat Jaya agar tidak melakukan ilegal loging dan membakar hutan dan lahan, serta harus selalu mensosialisasikan taat pertokol kepada para pengunjung wisata agar terhindar dari covid 19.
Perlu diketahui, Bukit Pendape Lestari memiliki beragam nilai budaya dan sport wisata, seperti, Gua Putri, air Terjun, Sungai Dinding Batu Belah, Bukit batu kapur juga Kampung onglen (kayu belian) serta pohon aren, terdapat Sialang Batu atau pohon besar yang tumbuh diatas batu, serta Kolam kehidupan yang tengahnya terdapat batu besar dan konon kabarnya batu ini digunakan orang sakti untuk bersemedi, karena disekitar itu terdapat bekas pinjakan kaki yang lebar atau istilah bahasa budayanya (tapak Libok) serta makam puyang selendang balik papan. (..)
Tidak ada komentar
Posting Komentar