Apa Makna HUT RI Ke-75 Bagi Warga Baturaja ?
Media ini mencoba merangkup beragam komentar sejumlah warga Baturaja dari berbagai elemen mengenai makna HUT Kemerdekaan RI Ke-75 ini.
Penasehat Utama Mujahid dan Mujahidah H. Alikhan Ibrahim, S.IP mengatakan makna kemerdekaan RI perlu kita sadari bahwa merupakan rahmat Allah SWT yang sangat luar biasa bagi bangsa Indonsia.
"Darah, harta dan nyawa yang dikorban oleh para ulama dan umat Islam Indonesia sebelumnya. Hal ini patut menjadi teladan bagi kita selaku penerus perjuangan mereka. Kemerdekaan bangsa kita ini adalah milik kita bukan untuk bangsa lain. Tugas utama kita menjaga keutuhannya, baik bumi, laut dan udara dimana semata- mata hanya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Maka wajib bagi kita untuk mengembalikan UUD 45 dan Pancasila yang aslinya yakni bermuara pada Piagam Jakarta yang pernah disahkan pada tanggal 18 agustus 1945. Kita jaga dan kita pertahankan kemurniannya," tegas Mantan Ketua DPRD OKU ini.
Tabrani pemilik LKP Menjahit dan toko jahit di Baturaja menggangap HUT Kemerdekaan RI Ke-75 merupakan kemerdekaan semu sebab merdeka negaranya, tapi menderita rakyatnya, kenyang aparatnya, dan menang cukongnya.
Salah satu pelajar SMK Swasta di Baturaja, Dimas
berpendapat merdeka itu adalah suatu kebebasan yang dimiliki oleh suatu individu, kelompok dan negara dari segala penghambaan, penjajahan serta bebas dari tuntutan. "Tepat 75 tahun yang lalu Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan dan menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah terbebas dari penjajahan oleh bangsa lain, dari tahun ke tahun perjuangan masyarakat dan pemerintah untuk memajukan bangsa Indonesia yang tercinta ini tak luput dari masalah demi mewujudkan impian bersama, dan saat ini bangsa Indonesia sedang terjajah akan satu musuh tak terlihat yang banyak membuat banyak pejuang berguguran di ulang tahun Ke-75 Bangsa Indonesia ini. Kami hanya berharap agar penjajahan yang tak terlihat ini cepat berlalu dan kami dapat melakukan aktivitas seperti di hari-hari yang lalu tanpa adanya tuntutan yang berarti. Semoga Indonesia menjadi lebih baik kedepannya," ujarnya.
Salah satu dosen PTS di Baturaja, Azwar Aripin, M.Pd.I menganggap Merdeka hanyalah sebuah jembatan, walaupun jembatan itu emas. Tapi diseberang jembatan itu Jalan pecah menjadi dua : Satu ke dunia sama rata sama rasa. Satu ke dunia Sama ratap sama tangis. Itu yang dikatakan Ir. Sukarno.
Saya berharap bangsa ini semakin bergerak maju dan kita sebagai generasi muda bisa mengisi kemerdekaan ini untuk mencapai tujuan hakiki sebuah kemerdekaan," ujarnya.
Salah satu Kepsek SMK Swasta di Baturaja Syamsurizal, SH mengatakan hari kemerdekaan merupakan hari yang agung bagi bangsa Indonesia, karena kemerdekaan merupakan titik tolak kebebasan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang bebas dan mandiri.
"Dengan memperingati HUT Ke-75 Republik Indonesia ini, akan mempertebal rasa kebangsaan bagi kita dan juga menanamkannya kepada generasi muda bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.
Efran salah seorang karyawan perkebunan di OKU menganggap seharusnya HUT Kemerdekaan RI Ke-75 bermakna merdeka akan tetapi tidak merdeka seutuhnya karena krisis dimana-dimana sehingga berdampak juga pada krisis moral. Salah satunya akibat serangan pengaruh komunis yang bergerak secara perlahan dan tak terlihat," ujarnya.
Salah satu pengajar rumah Tahfidz di Baturaja, Ustad Hasan mengatakan kesadaran bahwa kemerdekaan ini sebagai nikmat karunia Allah wajib diwujudkan dalam bentuk menjaga, memelihara, mempertahankan, serta mengisi dan mengelola kemerdekaan negara ini dengan sungguh-sungguh sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. "Jangan sampai kita terjebak kepada rutinitas seremonial perayaan HUT Kemerdekaan RI semata yang semarak dan hura-hura, tetapi hampa dari maknanya," ungkapnya.
Hasrul Harahap, SE seorang wirausahawan di Baturaja mengatakan hendaknya seluruh rakyat Indonesia mencontoh jiwa pahlawan yang gigih melawan penjajah. "Sekarang rakyat Indonesia pantang menyerah menghadapi penjajahan di abad moderen. Sudah saatnya kita berdiri di atas kaki sendiri, serta berdaulat demi memajukan pembangunan negara di segala bidang," ujar alumni Fakultas Ekonomi ini.
Tidak ada komentar
Posting Komentar