Gubernur Herman Deru Kirim Tim Jemput Bantuan Rapid Tes
Palembang - liputansumsel.com--Gubernur Sumsel H.Herman Deru didampingi Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Priyo Widyanto dan Sekda Sumsel H. Nasrun Umar mengikuti Rapat Koordinasi Operasi Percepatan Penanganan Covid-19 bersama Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 melalui video conference dari Command Centre Kantor Gubernur Sumsel, Sabtu (2/5) pagi.
Rapat itu sendiri dipimpin langsung oleh Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Letjen Doni Monardo dan diikuti 12 Gubernur se Indonesia.
Dalam kesempatan paparan vidcon secara singkat itu, Gubernur HD mengajukan penambahan bantuan rapid tes ke pusat untuk Sumsel dan langsung direspon oleh Kepala Gugus tugas. HD pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mengirimkan petugas untuk langsung melakukan jemput bola ke pusat.
"Iya kita tidak minta banyak, kalau rapid tes masih ada di pusat kita minta ke Pak Doni Monardo kirim kesini. Bila perlu kita jemput," jelasnya.
Selain meminta tambahan bantuan rapid tes, dalam kesempatan itu Gubernur HD juga menjelaskan soal kesiapan Pemprov Sumsel yang sangat maksimal untuk mencegah penyebaran Covid.
Bukan hanya menyediakan 1000 kamar sebagai tempat isolasi ODP di Wisma Atlet Jakabaring, untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Pemprov Sumsel juga telah menyalurkan bantuan APD kepada petugas pemakaman di Sumsel. Dengan cara ini diharapkannya tidak akan terjadi penolakan jenazah di Sumsel.
Menurut HD sejauh ini kesadaran masyarakat untuk melakukan isolasi sangat tinggi. Bukan hanya dari kalangan masyarakat umum, para pelajar yang pulang mondok pesantren dari pulau Jawa juga sangat kooperatif menjalani screening di ODP center demi memutus mata rantai Covid di Sumsel.
" Kami sediakan kamar setara hotel, makan yang cukup dan kegiatan senam bagi ODP. Begitu juga untuk tenaga medis, Pemprov Sumsel menyiapkan hotel kebanggaan daerah Swarna Dwipa untuk mereka beristirahat," jelas HD.
Mengenai jumlah kasus yang mencapai 156 kata HD tak lain karena animo masyarakat yang memeriksakan diri ke lab sangat tinggi. Sehingga setelah terkonfirmasi positif mereka lebih cepat diisolasi agar tidak menularkan ke warga lain.
Kebetulan lanjut HD laboratorium BBLK yang membawahi 5 Provinsi yakni Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu dan Lampung di Sumbagsel terletak di Sumsel sehingga pengecekan sampel menjadi lebih cepat.
" Karena itu sampel cepat diterima. Saran Saya untuk di provinsi yang sudah ada lab seperti ini, sebaiknya diberikan kewenangan juga untuk melakukan pemeriksaan lab juga," katanya.
Sementara itu Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Letjen Doni Monardo mengatakan rakor ini bertujuan untuk mendata perkembangan penanganan Covid secara utuh dari tiap kepala daerah se Indonesia. Untuk mencegah penyebaran Covid ini menurutnya Kepala Daerah juga perlu melibatkan tokoh masyarakat.
Menurutnya upaya pencegahan sangat penting karena cukup sulit jika hanya mengandalkan sistem kesehatan. Contohnya saja keberadaan dokter spesialis paru yang sangat minim jumlahnya sekitar 1: 1,2 juta penduduk. Begitu juga ketersediaan tempat tidur.
Makanya lanjut Doni langkah pencegahan menjadi fokus yang harus dilakukan bekerjasama dengan semua komponen masyarakat. Seperti tokoh agama, budayawan, pemuda dan lainnya dengan menggunakan bahasa daerah yang mudah dimengerti agar program dan sosialisasi dari pusat sampai ke daerah.
" Banyak masyarakat lebih mendengar pesan dari mereka. Jadi kota harap kepatuhan untuk disiolin diri lahir bukan karena ketakutan tapi atas kesadaran sendiri," jelasnya.
Terkait ketersediaan APD dan sejenisnya, Doni mengatakan sejauh ini sudah banyak yang mereka diatribusikan ke daerah. Seperti misalnya APD yang mencapai 1,6 juta, kemudian rapid tes yang hampir mencapai 1 juta juga sudah disebar ke berbagai daerah.
" Walaupun rapid tes ada kekurangan dan biayanya tinggi tapi ini bjsa memberi rasa percaya diri masyarakat. Dan ini akan tetap kita lakukan selama stok mendukung begitu juga APD," jelasnya.
Dalam kesempatan itu Doni juga menghimbau soal adanya data yang kurang sinkron antara pengiriman pusat dengan daerah soal penerimaan baik APD dan rapid tes. " Jangan sampai kelak perbedaan ini menjadi temuan. Saya minta petugas logistik cek itu," tandasnya.
Selain Gubernur Sumsel, Kapolda Sumsel dan Sekda Sumsel, hadir juga mendampingi, Danrem O44 Gapo Kolonel Arm Jauhari Agus Suraji, Danlanal Palembang Letnan Kolonel Laut (P) Saryanto, Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Dra Lesty Nurainy
Tidak ada komentar
Posting Komentar