Dinkes Oi Diharapkan Memberikan Informasi Yang Luas Kepada Wartawan
Indralaya.liputansumsel.com--
Pengurus PWI Ogan Ilir Henny Primasari , berharap pemerintah dapat memberikan semacam insentif kepada para wartawan dalam meliput musibah Coronavirus (Covid-19).
"Wartawan juga manusia biasa, bukan superman. Jadi wajar bila dalam bencana Coronavirus ini wartawan meski tanpa pamrih meliput dan memberitakannya, juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah," ujarnya.
Sembari memberi apresiasi atas kebijakan Presiden yang telah memberikan perhatian khusus kepada para dokter, tenaga medis, pelaku UKM dan koperasi, Henny berharap wartawan hendaknya juga mendapat perhatian.
"Bagaimana teknis dan legitimasinya agar insentif itu bisa diberikan tanpa mengurangi independensi dan kaidah jurnalistik, pemerintah dapat meminta masukan dari Dewan Pers (DP) yang mempunyai konstituen berkompeten. Tentu DP dapat memikirkannya karena insentif itu khusus bagi pers dalam negara kondisi bencana," ujarnya, Kamis (26/03).
Dikatakannya SOP itu jelas wartawan melaksanakan tugas khusus seperti di wilayah berbahaya dan atau konflik wajib dilengkapi peralatan keselamatan, asuransi serta pengetahuan.
Dalam suasana bencana Coronavirus ini katanya wartawan memerlukan banyak biaya ekstra seperti untuk masker, handsanitizer dan lain-lain yang dalam waktu tertentu harus diganti dalam tugas relatif 24 jam, membeli pulsa dan paket internet yang banyak karena bekerja lebih banyak tidak di kantor sebab sebagian kantor tutup dan lainnya.
Ia mengemukakan wartawan adalah saksi atas berbagai peristiwa, sesuatu yang jarang dialami oleh orang kebanyakan. Wartawan adalah mata dan telinga bagi pembaca, pendengar dan pemirsa.
"Maka dari itu khalayak juga harus menyadari bahwa selain berprofesi sebagai jurnalis, wartawan juga manusia. Kemanusiaan adalah salah satu aspek kerja jurnalistik, meski ketika bekerja wartawan berusaha untuk tidak terpengaruh dengan liputan yang dilakukannya," jelasnya.
Karena wartawan menjadi saksi atas peristiwa menyedihkan baik akibat bencana ataupun lainnya maka wartawan dapat menjadi korban di daerah bencana atau konflik dan mengalami luka emosional.
Inilah bagian dari pekerjaan wartawan sama halnya dengan risiko yang harus dihadapi oleh tentara, anggota polisi dan anggota pemadam kebakaran. Karena itu perusahaan media dan dibantu masyarakat maupun pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga para wartawannya.
Selain itu ia juga meminta kepada pihak terkait terutama Dinkes dan RSUD OI agar memberikan informasi seluasnya soal virus corona, bagaimana cara mengantisipasinya sampai penanggulangannya.
"Ini kalau ditanya wartawan petugasnya tidak ramah, hp kadis dan dirutnya tidak aktif. Bagimana mau mencari informasinya, berapa warga yang sudah ODP atau bagaimana? Ini kita mencari informasi saja tertatih, harusnya mereka senang kita update informasi soal corona bukannya malah agak tertutup. Apalagi saat ini untuk mendapatkan masker, hand sanitizer, cairan disinfektan, sarung tangan itu susah. Harusnya Pemkab OI membagikan gratis kepada masyarakat seperti di daerah lain,"ujarnya. (rul)
Pengurus PWI Ogan Ilir Henny Primasari , berharap pemerintah dapat memberikan semacam insentif kepada para wartawan dalam meliput musibah Coronavirus (Covid-19).
"Wartawan juga manusia biasa, bukan superman. Jadi wajar bila dalam bencana Coronavirus ini wartawan meski tanpa pamrih meliput dan memberitakannya, juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah," ujarnya.
Sembari memberi apresiasi atas kebijakan Presiden yang telah memberikan perhatian khusus kepada para dokter, tenaga medis, pelaku UKM dan koperasi, Henny berharap wartawan hendaknya juga mendapat perhatian.
"Bagaimana teknis dan legitimasinya agar insentif itu bisa diberikan tanpa mengurangi independensi dan kaidah jurnalistik, pemerintah dapat meminta masukan dari Dewan Pers (DP) yang mempunyai konstituen berkompeten. Tentu DP dapat memikirkannya karena insentif itu khusus bagi pers dalam negara kondisi bencana," ujarnya, Kamis (26/03).
Dikatakannya SOP itu jelas wartawan melaksanakan tugas khusus seperti di wilayah berbahaya dan atau konflik wajib dilengkapi peralatan keselamatan, asuransi serta pengetahuan.
Dalam suasana bencana Coronavirus ini katanya wartawan memerlukan banyak biaya ekstra seperti untuk masker, handsanitizer dan lain-lain yang dalam waktu tertentu harus diganti dalam tugas relatif 24 jam, membeli pulsa dan paket internet yang banyak karena bekerja lebih banyak tidak di kantor sebab sebagian kantor tutup dan lainnya.
Ia mengemukakan wartawan adalah saksi atas berbagai peristiwa, sesuatu yang jarang dialami oleh orang kebanyakan. Wartawan adalah mata dan telinga bagi pembaca, pendengar dan pemirsa.
"Maka dari itu khalayak juga harus menyadari bahwa selain berprofesi sebagai jurnalis, wartawan juga manusia. Kemanusiaan adalah salah satu aspek kerja jurnalistik, meski ketika bekerja wartawan berusaha untuk tidak terpengaruh dengan liputan yang dilakukannya," jelasnya.
Karena wartawan menjadi saksi atas peristiwa menyedihkan baik akibat bencana ataupun lainnya maka wartawan dapat menjadi korban di daerah bencana atau konflik dan mengalami luka emosional.
Inilah bagian dari pekerjaan wartawan sama halnya dengan risiko yang harus dihadapi oleh tentara, anggota polisi dan anggota pemadam kebakaran. Karena itu perusahaan media dan dibantu masyarakat maupun pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga para wartawannya.
Selain itu ia juga meminta kepada pihak terkait terutama Dinkes dan RSUD OI agar memberikan informasi seluasnya soal virus corona, bagaimana cara mengantisipasinya sampai penanggulangannya.
"Ini kalau ditanya wartawan petugasnya tidak ramah, hp kadis dan dirutnya tidak aktif. Bagimana mau mencari informasinya, berapa warga yang sudah ODP atau bagaimana? Ini kita mencari informasi saja tertatih, harusnya mereka senang kita update informasi soal corona bukannya malah agak tertutup. Apalagi saat ini untuk mendapatkan masker, hand sanitizer, cairan disinfektan, sarung tangan itu susah. Harusnya Pemkab OI membagikan gratis kepada masyarakat seperti di daerah lain,"ujarnya. (rul)
Tidak ada komentar
Posting Komentar