Feby Deru Gandeng Balitbangda Pasarkan Pindang Patin Kalengan
Palembang -liputansumsel.com-- Sumatera Selatan memiliki khasanah kuliner yang beragam dengan berbagai cita rasa. Selain pempek, ada menu masakan wajib lainnya yang layak dicoba dan terkenal lezat, tak lain dan tak bukan adalah pindang patin. Masakan yang cocok dimakan saat sarapan hingga makan malam ini mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat Sumsel.Tua muda, lelaki perempuan, dari berbagai lapisan menggemari masakan ini.
Melihat peluang ini, Ketua TP PKK Sumsel Febrita Lustia Herman Deru mencoba membaca pasar dan memanfaatkan celah yang ada. Wanita yang kesehariannya akrab disapa Feby Deru mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat kampung Talang Kepuh Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus melalui kuliner pindang patin.
"Kampung Talang Kepuh ini adalah Kelurahan percontohan. Kita tahu juga tak ada yang tak kenal dengan masakan pindang patin. Jadi kali ini kita adakan seleksi masakan pindang patin untuk kemasan kalengan. Diikuti oleh 7 tim dari dasa wisma yang ada di lingkungan RT 18 RW 005 Talang Kepuh", kata Feby Deru saat dibincangi usai penyeleksian pindang patin, di Talang Kepuh, Kamis (27/02) siang.
Masakan pindang patin tak hanya digemari masyarakat Sumsel saja, namun lanjut Feby juga disukai para wisawatan atau tamu yang berkunjung ke Palembang. Tidak sedikit orang yang kerap ingin membawa pindang patin sebagai oleh-oleh saat mereka datang ke sini.
"Ini peluang yang harus kita manfaatkan. Tidak hanya pempek yang bisa dijadikan oleh-oleh. Peminat pindang patin dari luar kota banyak yang menyukainya. Untuk itu kita (PKK Sumsel) bekerjasama dengan Balitbangda Sumsel mencoba menciptakan inovasi pindang patin dalam kemasan kaleng," jelas Feby .
Pindang patin kalengan tersebut, selanjutnya akan coba dipasarkan dan di distribusikan tidak hanya di pasar tradisional saja, tetapi juga akan di pasarkan ke mini market.
"Memudahkan masyarakat untuk menikmati pindang patin, mudah dan gampang tanpa perlu repot. Juga memunculkan rasa bangga bagi masyarakat khususnya bagi para ibu anggota PKK yang memproduksi. Ada produk unggulan yang dapat kita jual yang pada akhirnya turut meningkatkan pendapatan bagi keluarga," imbuhnya.
Sementara Kepala Balitbangda Sumsel Ekowati Retnaningsih mengungkapkan inovasi untuk menciptakan pindang patin kalengan telah melalui proses penelitian selama setahun melalui berbagai tahapan dan percobaan. "Kita mempelajari ini selama satu tahun, bagaimana agar pindang patin dapat dikemas dalam kalengan, seperti produk ikan kalengan lainnya", kata Ekowati.
Menurutnya pindang patin kalengan bisa awet dikonsumsi untuk jangka waktu 1 tahun, tanpa mengurangi cita rasanya.
"Bisa dikonsumsi dan awet. Pindang patinnya telah matang, tinggal saja bagaimana selera konsumen saat mengkonsumsinya dapat disesuaikan. Jika ingin menikmati dalam keadaan hangat cukup dipanaskan kembali," bebernya.
Adapun seleksi pindang patin kalengan yang diikuti 7 tim dari dasa wisma PKK kampung Talang Kepuh di lingkungan RT 18, hanya diambil tiga terbaik yang berhak memperoleh proses pindang patin kalengan setelah melalui proses penilaian juri oleh Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI). Tiga kelompok terbaik tersebut adalah tim Asoka dengan nilai 85, tim Anggrek mendapat skor 80, dan tim Cempaka dengan nilai 70. (ril humas
Melihat peluang ini, Ketua TP PKK Sumsel Febrita Lustia Herman Deru mencoba membaca pasar dan memanfaatkan celah yang ada. Wanita yang kesehariannya akrab disapa Feby Deru mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat kampung Talang Kepuh Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus melalui kuliner pindang patin.
"Kampung Talang Kepuh ini adalah Kelurahan percontohan. Kita tahu juga tak ada yang tak kenal dengan masakan pindang patin. Jadi kali ini kita adakan seleksi masakan pindang patin untuk kemasan kalengan. Diikuti oleh 7 tim dari dasa wisma yang ada di lingkungan RT 18 RW 005 Talang Kepuh", kata Feby Deru saat dibincangi usai penyeleksian pindang patin, di Talang Kepuh, Kamis (27/02) siang.
Masakan pindang patin tak hanya digemari masyarakat Sumsel saja, namun lanjut Feby juga disukai para wisawatan atau tamu yang berkunjung ke Palembang. Tidak sedikit orang yang kerap ingin membawa pindang patin sebagai oleh-oleh saat mereka datang ke sini.
"Ini peluang yang harus kita manfaatkan. Tidak hanya pempek yang bisa dijadikan oleh-oleh. Peminat pindang patin dari luar kota banyak yang menyukainya. Untuk itu kita (PKK Sumsel) bekerjasama dengan Balitbangda Sumsel mencoba menciptakan inovasi pindang patin dalam kemasan kaleng," jelas Feby .
Pindang patin kalengan tersebut, selanjutnya akan coba dipasarkan dan di distribusikan tidak hanya di pasar tradisional saja, tetapi juga akan di pasarkan ke mini market.
"Memudahkan masyarakat untuk menikmati pindang patin, mudah dan gampang tanpa perlu repot. Juga memunculkan rasa bangga bagi masyarakat khususnya bagi para ibu anggota PKK yang memproduksi. Ada produk unggulan yang dapat kita jual yang pada akhirnya turut meningkatkan pendapatan bagi keluarga," imbuhnya.
Sementara Kepala Balitbangda Sumsel Ekowati Retnaningsih mengungkapkan inovasi untuk menciptakan pindang patin kalengan telah melalui proses penelitian selama setahun melalui berbagai tahapan dan percobaan. "Kita mempelajari ini selama satu tahun, bagaimana agar pindang patin dapat dikemas dalam kalengan, seperti produk ikan kalengan lainnya", kata Ekowati.
Menurutnya pindang patin kalengan bisa awet dikonsumsi untuk jangka waktu 1 tahun, tanpa mengurangi cita rasanya.
"Bisa dikonsumsi dan awet. Pindang patinnya telah matang, tinggal saja bagaimana selera konsumen saat mengkonsumsinya dapat disesuaikan. Jika ingin menikmati dalam keadaan hangat cukup dipanaskan kembali," bebernya.
Adapun seleksi pindang patin kalengan yang diikuti 7 tim dari dasa wisma PKK kampung Talang Kepuh di lingkungan RT 18, hanya diambil tiga terbaik yang berhak memperoleh proses pindang patin kalengan setelah melalui proses penilaian juri oleh Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI). Tiga kelompok terbaik tersebut adalah tim Asoka dengan nilai 85, tim Anggrek mendapat skor 80, dan tim Cempaka dengan nilai 70. (ril humas
Tidak ada komentar
Posting Komentar