Jadi Irup Hari Amal Bhakti ke-74, HD Sampaikan Enam Pesan Menteri Agama
Palembang -liputansumsel.com-- Upacara peringatan Hari Amal bakti (HAB) ke-74 Kementerian Agama RI, Kanwil Sumsel dihadiri langsung Gubernur Sumsel H.Herman Deru yang juga bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup), di halaman kantor Gubernur Jumat (3/1) pagi.
Dalam kesempatannya membacakan amanat Menteri Agama RI Fachrul Razi, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan apalagi dipertentangkan. Melainkan harus dalam "satu kotak" untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.
"Penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme," jelasnya.
Dikatakannya kesalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama baik. Dengan cara menjadi umat beragama yang saleh sekaligus menjadi warga negara yang baik.
Sejalan dengan tema HAB Kemenag 2029 "Umat Rukun, Indonesia Maju", mewakili Menag Ia mengajak seluruh jajatan Kementerian Agana di pusat dan dserah agar menjadi agrn perubahan dalam memperkuat kerukunan antar umat beragana di Tanah Air. Karena kerukunan antar umat beragana merupakan modal bersama untuk membanvun negara dan menjaga integriyas nasional.
" Kementerian Agama hadir untuk melindungi kepentingan agama dan semua oemeluk agana. Untuk itu swluruh jajatan Kementerian Agama harus bisa mengawal dan mengembangkan peran strategis Kemenag secara kontekstual di tengah masyatakat," ujarnya.
Selama tujuh dekade perjalanan sejarah Kemenag banyak perubahan dan kemajuan yang dicapai dalam spektrum tugas yang begitu luas. Seperti dalam fungsi bimbingan masyarakat beragama, pelayanan nikah, pembinaan pengelolaan zakat dan wakaf serta dana sosial keagamaan lainnya, penyelenggaraan ibadah haji, peneliyian dan pengembangan kediklatan dan lainnya serta penguatan tata kelola manajemen dan organisasi sesuai dengan agenda Reformasi Birokrasi.
Seiring dengan agenda Reformasi Birokrasi Restrukturisasi dan Penuederhanaan Birokrasi semua dituntut untuk terus beradaptasi dengan tuntutan perubahan dan percepatan pelayanan publik yang mengedepankan prinsip efisiensi, transparansi dan akuntabilitas serta bebas KKN.
Dalam kesempatan nemperingati HAB ke-74 secara khusus Kemenag juga mengajak jajaran Kemenag di seluruh Indonesia memperhatikan 6 hal. Diantaranya memahami sejarah Kemenag, serta regulasi, tugas dan fungsi kementerian dalam kontrks relasi agama dan negara. Kedua menjaga idealisme, kejujuran, integritas dan budaya kerja Kemenag. Ketiga menanamnakn selalu bahwa bekerja adalah ibadah dan melayani masyarakat sebagai sebuah kemuliaan.
"Memperkuat ekosistem pembangunan di bidang agama antar sektor dan pemangku kepentingan, baik sesama institusi pemerintah, tokoh agama, organisasi keagamaan dan segenap elemen masysrakat. Merangkul semua golongan dan potensi umat dalam semangat kebersamaan. Terakhir adalah mengimplementasikan visi dan misi pemerintah ke dalam program kerja Kemenag di semua unit kerja pusat, daerah dan PT keagamaan," jelasnya.
Khusus mengenai kerukunan umat beragama di Sumsel HD mengaku sangat mengapresiasi kerjasama semua pihak yang telah menjaga Sumsel sebagai daerah yang zero konflik.
"Saya sangat berterima kasih sekali pada Kemenag, TNI, Polri, tokoh agama, ulama, umaroh dan umat yang sudah menjaga tittle Sumsel ini sebagai daerah zero konflik tetap terjaga," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur juga berkesempatan menyerahkan penghargaan Satya Lencana kepada sejumlah pegawai. Serta menyerahkan hadiah lomba rangkaian peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) seperti lomba hadroh, MTQ dan lainnya.
Sejumlah pejabat hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Sumsel, Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Priyo Widyanto MM, Pangdam II Sriwijaya diwakili Kapoksahli Kol Inf Arudji Anwar, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Sumsel Drs H.RM Zaini, SH, MH, Kajati Sumsel diwakili Asisten Pembinaan, Didik, Sekda Sumsel H.Nasrun Umar.
Dalam kesempatannya membacakan amanat Menteri Agama RI Fachrul Razi, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan apalagi dipertentangkan. Melainkan harus dalam "satu kotak" untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.
"Penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme," jelasnya.
Dikatakannya kesalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama baik. Dengan cara menjadi umat beragama yang saleh sekaligus menjadi warga negara yang baik.
Sejalan dengan tema HAB Kemenag 2029 "Umat Rukun, Indonesia Maju", mewakili Menag Ia mengajak seluruh jajatan Kementerian Agana di pusat dan dserah agar menjadi agrn perubahan dalam memperkuat kerukunan antar umat beragana di Tanah Air. Karena kerukunan antar umat beragana merupakan modal bersama untuk membanvun negara dan menjaga integriyas nasional.
" Kementerian Agama hadir untuk melindungi kepentingan agama dan semua oemeluk agana. Untuk itu swluruh jajatan Kementerian Agama harus bisa mengawal dan mengembangkan peran strategis Kemenag secara kontekstual di tengah masyatakat," ujarnya.
Selama tujuh dekade perjalanan sejarah Kemenag banyak perubahan dan kemajuan yang dicapai dalam spektrum tugas yang begitu luas. Seperti dalam fungsi bimbingan masyarakat beragama, pelayanan nikah, pembinaan pengelolaan zakat dan wakaf serta dana sosial keagamaan lainnya, penyelenggaraan ibadah haji, peneliyian dan pengembangan kediklatan dan lainnya serta penguatan tata kelola manajemen dan organisasi sesuai dengan agenda Reformasi Birokrasi.
Seiring dengan agenda Reformasi Birokrasi Restrukturisasi dan Penuederhanaan Birokrasi semua dituntut untuk terus beradaptasi dengan tuntutan perubahan dan percepatan pelayanan publik yang mengedepankan prinsip efisiensi, transparansi dan akuntabilitas serta bebas KKN.
Dalam kesempatan nemperingati HAB ke-74 secara khusus Kemenag juga mengajak jajaran Kemenag di seluruh Indonesia memperhatikan 6 hal. Diantaranya memahami sejarah Kemenag, serta regulasi, tugas dan fungsi kementerian dalam kontrks relasi agama dan negara. Kedua menjaga idealisme, kejujuran, integritas dan budaya kerja Kemenag. Ketiga menanamnakn selalu bahwa bekerja adalah ibadah dan melayani masyarakat sebagai sebuah kemuliaan.
"Memperkuat ekosistem pembangunan di bidang agama antar sektor dan pemangku kepentingan, baik sesama institusi pemerintah, tokoh agama, organisasi keagamaan dan segenap elemen masysrakat. Merangkul semua golongan dan potensi umat dalam semangat kebersamaan. Terakhir adalah mengimplementasikan visi dan misi pemerintah ke dalam program kerja Kemenag di semua unit kerja pusat, daerah dan PT keagamaan," jelasnya.
Khusus mengenai kerukunan umat beragama di Sumsel HD mengaku sangat mengapresiasi kerjasama semua pihak yang telah menjaga Sumsel sebagai daerah yang zero konflik.
"Saya sangat berterima kasih sekali pada Kemenag, TNI, Polri, tokoh agama, ulama, umaroh dan umat yang sudah menjaga tittle Sumsel ini sebagai daerah zero konflik tetap terjaga," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur juga berkesempatan menyerahkan penghargaan Satya Lencana kepada sejumlah pegawai. Serta menyerahkan hadiah lomba rangkaian peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) seperti lomba hadroh, MTQ dan lainnya.
Sejumlah pejabat hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Sumsel, Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Priyo Widyanto MM, Pangdam II Sriwijaya diwakili Kapoksahli Kol Inf Arudji Anwar, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Sumsel Drs H.RM Zaini, SH, MH, Kajati Sumsel diwakili Asisten Pembinaan, Didik, Sekda Sumsel H.Nasrun Umar.
Tidak ada komentar
Posting Komentar