Peduli Nasib Guru, ACT Sumsel Berikan Santunan Guru di Banyuasin
Banyuasin--liputansumsel.com--Mengabdi menjadi guru terkadang bukanlah sebuah jalan mudah, terutama untuk para guru yang kondisi ekonominya terbatas.
Misalnya saja guru honorer dan guru tahfiz yang penghasilannya masih di bawah UMR. Menurut Data Pokok Pendidikan Nasional (Dapodik) Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, ada 1.070.662 guru yang masih berstatus honorer dengan pendapatan di bawah UMR (rata-rata Rp 300.000 sampai dengan Rp 500.000 per bulan).
Fakta tersebut mendorong Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Sumsel menghadirkan program Sahabat Guru Indonesia (SGI). Melalui program ini ACT ingin berkontribusi untuk memberikan kesejahteraan bagi para guru yang tingkat ekonominya menengah kebawah.
Komariah (29) misalnya, seorang guru yang telah mengabdikan dirinya selama sembilan (9) tahun di SD Muhammadiyah 4, tepatnya di desa Saluran, Kec. Talang Kelapa, Kab. Banyuasin, Sumsel.
SD Muhammadiyah 4 merupakan satu-satunya sekolah yang ada di desa ini dengan jumlah murid sebanyak 25 orang, terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, berkumpul dalam 1 unit bangunan kelas. Kondisi bangunannya pun terlihat lusuh, atap bangunan terbuat dari seng, sisi bangunan dinding pun terlihat hanya di plester semen ala kadarnya.
ACT Sumsel berkesempatan bertemu dan berbincang langsung dengan bu Komariah, sekaligus menyampaikan amanah bantuan dari para dermawan untuk diberikan kepadanya.
"Alhamdulillah, terimakasih untuk teman-teman dari ACT yang sudah jauh datang kemari, terimakasih untuk bantuan yang sudah diberikan untuk sekolah kami semoga Allah membalas kebaikan kalian semua," ujar bu Komariah saat tim ACT mewawancarainya
Kondisi desa Saluran sendiri belum tersentuh aliran listrik, sebagian masyarakat di desa tersebut menggunakan genset dan sebagian lainnya memilih menggunakan lentera saat malam hari. Tak terkecuali Bu Komariah dan keluarganya.
Penghasilan dari mengajar di SD pun tak banyak, Bu Komariah hanya mendapatkan gaji Rp 500.000/bulan. Namun ia tak pernah mengeluhkan hal itu, ia hanya berharap semoga seluruh anak-anak di desa Saluran mendapatkan pendidikan yang lebih baik.pungkasnya (A2)
Misalnya saja guru honorer dan guru tahfiz yang penghasilannya masih di bawah UMR. Menurut Data Pokok Pendidikan Nasional (Dapodik) Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, ada 1.070.662 guru yang masih berstatus honorer dengan pendapatan di bawah UMR (rata-rata Rp 300.000 sampai dengan Rp 500.000 per bulan).
Fakta tersebut mendorong Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Sumsel menghadirkan program Sahabat Guru Indonesia (SGI). Melalui program ini ACT ingin berkontribusi untuk memberikan kesejahteraan bagi para guru yang tingkat ekonominya menengah kebawah.
Komariah (29) misalnya, seorang guru yang telah mengabdikan dirinya selama sembilan (9) tahun di SD Muhammadiyah 4, tepatnya di desa Saluran, Kec. Talang Kelapa, Kab. Banyuasin, Sumsel.
SD Muhammadiyah 4 merupakan satu-satunya sekolah yang ada di desa ini dengan jumlah murid sebanyak 25 orang, terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, berkumpul dalam 1 unit bangunan kelas. Kondisi bangunannya pun terlihat lusuh, atap bangunan terbuat dari seng, sisi bangunan dinding pun terlihat hanya di plester semen ala kadarnya.
ACT Sumsel berkesempatan bertemu dan berbincang langsung dengan bu Komariah, sekaligus menyampaikan amanah bantuan dari para dermawan untuk diberikan kepadanya.
"Alhamdulillah, terimakasih untuk teman-teman dari ACT yang sudah jauh datang kemari, terimakasih untuk bantuan yang sudah diberikan untuk sekolah kami semoga Allah membalas kebaikan kalian semua," ujar bu Komariah saat tim ACT mewawancarainya
Kondisi desa Saluran sendiri belum tersentuh aliran listrik, sebagian masyarakat di desa tersebut menggunakan genset dan sebagian lainnya memilih menggunakan lentera saat malam hari. Tak terkecuali Bu Komariah dan keluarganya.
Penghasilan dari mengajar di SD pun tak banyak, Bu Komariah hanya mendapatkan gaji Rp 500.000/bulan. Namun ia tak pernah mengeluhkan hal itu, ia hanya berharap semoga seluruh anak-anak di desa Saluran mendapatkan pendidikan yang lebih baik.pungkasnya (A2)
Tidak ada komentar
Posting Komentar