Herman Deru: Silahkan Saja Emansipasi Tapi "Ojo Kemajon"
#Peringatan Hari Ibu ke-91
Palembang - liputansumsel--Ojo Kemajon. Istilah Jawa yang bisa diartikan jangan terlalu berlebihan/melampui batas itu dilontarkan Gubernur Sumsel H.Herman Deru di hadapan tamu undangan yang hadir pada puncak peringatan Hari Ibu ke-91 Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) di Griya Agung, Rabu (18/12) pagi.
Menurutnya sah-sah saja jika perempuan masa kini menuntut emansipasi dan persamaan gender. Namun sebagai wanita, para ibu tetap tak boleh melupakan kodratnya.
" Jangan lagi perdebatkan soal persamaan gender dan emansipasi karena semua sudah sama sekarang. Wanita sudah berkarya di semua bidang mulai dari ekonomi, politik bahkan pertahanan tapi Ojo Kemajon. Harus tetap ingat kodrat, Ibu adalah istri dan juga madrasah bagi anak-anaknya maka. Keberhasilan anak-anak dan generasi itu ada dalam keluarga, terutama ibu. Tidak ada orang yang hebat tanpa keluarga tanpa peran ibu," jelasnya.
Saat ini kata HD tantangan kaum ibu juga ikut beeubah seiring perkembangan teknologi. Kalau zaman dulu ibu-ibu masih banyak yang harus banting tulang memberikan pangan bagi anak-anaknya kini perlahan bergeser.
" Tantangan berubah sekarang adalah eranya digital. Jadi ibu bukan hanya memenuhi kebutuhan pangan anak saja tapi juga harus extra mengontrol anak menggunakan ponsel, medsos dan lainnya. Dengan adanya keterbukaan IT ini, semua itu menjadi pekerjaan juga buat kita," jelasnya.
Perkembangan dunia yang semakin maju juga diakuinya semakin mengubah cara edukasi yang dilakukan para orang tua pada anak-anak mereka. Saat ini edukasi tak cukup hanya dengan slogan.
" Terpenting adalah menjadi contoh dulu. Sehingga ibu-ibu harus juga mengubah pola edukasi ke anak-anak mereka dengan memberikan contoh yang baik," jelasnya.
Sementara itu Ketua TP PKK Sumsel Hj Feby Deru selain momentum pengakuan eksistensi perempuan, di momen hari ibu ini Ia berharap kaum ibu di Sumsel menjadi perempuan yang berdaya untuk Indonesia yang lebih maju.
" Peringatan ini juga sebagai apresiasi bersejarah yang diadakan setiap 22 Desember. Hari ibu juga menjadi titik awal gerakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan sesuai arahan Presiden agar perempuan Indonesia lebih berdaya guna menuju Indonesia Maju. Salah satunya mendorong penguatan karakter perempuan melalui kewirausahaan" jelasnya.
Selain diisi dengan penampilan lagu dari anak-anak SMPN 1 Palembang, serta Praja Swarna Dwipa, acara peringatan tersebut juga diidi dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah sosok wanita inspiratif.
Tampak hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Agustina, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Ketua TP PKK Sumsel Hj Feby Deru, Wakil Ketua TP PKK Sumsel Hj Fauziah Mawardi Yahya, Walikota Palembang periode 1993-2003 H.Husni, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sumsel Fitriana dan sejumlah tamu undangan lainnya. (tim hms))
Palembang - liputansumsel--Ojo Kemajon. Istilah Jawa yang bisa diartikan jangan terlalu berlebihan/melampui batas itu dilontarkan Gubernur Sumsel H.Herman Deru di hadapan tamu undangan yang hadir pada puncak peringatan Hari Ibu ke-91 Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) di Griya Agung, Rabu (18/12) pagi.
Menurutnya sah-sah saja jika perempuan masa kini menuntut emansipasi dan persamaan gender. Namun sebagai wanita, para ibu tetap tak boleh melupakan kodratnya.
" Jangan lagi perdebatkan soal persamaan gender dan emansipasi karena semua sudah sama sekarang. Wanita sudah berkarya di semua bidang mulai dari ekonomi, politik bahkan pertahanan tapi Ojo Kemajon. Harus tetap ingat kodrat, Ibu adalah istri dan juga madrasah bagi anak-anaknya maka. Keberhasilan anak-anak dan generasi itu ada dalam keluarga, terutama ibu. Tidak ada orang yang hebat tanpa keluarga tanpa peran ibu," jelasnya.
Saat ini kata HD tantangan kaum ibu juga ikut beeubah seiring perkembangan teknologi. Kalau zaman dulu ibu-ibu masih banyak yang harus banting tulang memberikan pangan bagi anak-anaknya kini perlahan bergeser.
" Tantangan berubah sekarang adalah eranya digital. Jadi ibu bukan hanya memenuhi kebutuhan pangan anak saja tapi juga harus extra mengontrol anak menggunakan ponsel, medsos dan lainnya. Dengan adanya keterbukaan IT ini, semua itu menjadi pekerjaan juga buat kita," jelasnya.
Perkembangan dunia yang semakin maju juga diakuinya semakin mengubah cara edukasi yang dilakukan para orang tua pada anak-anak mereka. Saat ini edukasi tak cukup hanya dengan slogan.
" Terpenting adalah menjadi contoh dulu. Sehingga ibu-ibu harus juga mengubah pola edukasi ke anak-anak mereka dengan memberikan contoh yang baik," jelasnya.
Sementara itu Ketua TP PKK Sumsel Hj Feby Deru selain momentum pengakuan eksistensi perempuan, di momen hari ibu ini Ia berharap kaum ibu di Sumsel menjadi perempuan yang berdaya untuk Indonesia yang lebih maju.
" Peringatan ini juga sebagai apresiasi bersejarah yang diadakan setiap 22 Desember. Hari ibu juga menjadi titik awal gerakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan sesuai arahan Presiden agar perempuan Indonesia lebih berdaya guna menuju Indonesia Maju. Salah satunya mendorong penguatan karakter perempuan melalui kewirausahaan" jelasnya.
Selain diisi dengan penampilan lagu dari anak-anak SMPN 1 Palembang, serta Praja Swarna Dwipa, acara peringatan tersebut juga diidi dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah sosok wanita inspiratif.
Tampak hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Agustina, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Ketua TP PKK Sumsel Hj Feby Deru, Wakil Ketua TP PKK Sumsel Hj Fauziah Mawardi Yahya, Walikota Palembang periode 1993-2003 H.Husni, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Provinsi Sumsel Fitriana dan sejumlah tamu undangan lainnya. (tim hms))
Tidak ada komentar
Posting Komentar