Ajak Cucu, Herman Deru Safari Jumat ke Masjid Nurul Jaddid
PALEMBANG--liputansumsel-- Ada yang berbeda dengan safari jumat Gubernut H. Herman Deru di Masjid Jumat di Masjid Nurul Jaddid jalan Perintis Kemerdekaan Lama Palembang, Jumat (27/12). Jika bisanya mengenakan busana muslim berupa baju koko warna putih.
Namun untuk kali ini Herman Deru mengenakan baju muslim adat melayu yakni baju kurung, peci hitam, celana hitam panjang lengkap dengan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Selain itu Herman Deru juga hadir bersama menantu dr Saymsudin dan cucu pertamanya Danis.
Dalam sambutan silaturahminya dengan warga yang ada di Lorong Prodexim usai mengelar sholat jumat berjemaah. Bapak tahfidz Sumsel ini menegaskan, dirinya sengaja mengenakan busana adat melayu sebagai bentuk tanggung jawab dan kebanggan sebagai warga melayu.
Terlebih dirinya merupakan sebagai Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia di Indonesia yang salah satu tugasnya adalah menjaga dan melestarikan akar budaya Islam di Indonesia tak terkecuali di Provinsi Sumsel.
“24 Provinsi di Indonesia ini mayoritas Melayu. Di Sumsel sendiri hampir seluruhnya berbudaya melayu dan mayoritas penganut Islam. Khusus dibidang keagamaan, sekali-sekali saya pakai baju melayu,"katanya.
Lebih lanjut Herman Deru menegaskan, safari jumat yang digelarnya merupakan salah satu cara untuk mengeratkan tali silaturahmi dengan kalangan ulama dan umat. Sekaligus mencari masukan yang menjadi keluh kesah masyarakat .
“Pertemuan seperti ini merupakan salahsatu cara kita bersilaturahmi. Sekaligus menyerap aspirasi masyarakat, sebab sebagi gubernur saya harus tau secara langsung tidak hannya lewat laporan,” tambahnya.
Terkait dengan kondisi cuaca saat ini, Herman Deru mengajak seluruh warga Kota Palembang untuk sinergi dengan pemerintah Kota dan Pemprov dalam menanggulangi dampak yang akan timbul yakni banjir.
“Kita harus sinergi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemkot, warga juga harus ikut andil caranya bagaimana? Dengan tidak membuang sampah sembarangan misalnya,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, sebagai Gubernur dirinya tidak tutup mata dengan kondisi Kabupaten/Kota jika ada daerah yang kesulitan dalam pendanaan, Pemprov siap membantu.
Dia mencotohkan Kota Palembang selama ini kesulitan dalam perbaikan jalan, Pemprov langsung mengakomodir dengan menggelontorkan dana Rp 89 Miliyar untuk perbaikan jalan.
“Sekarang jalan gandus, talang jambe dan lainnya sudah bagus. Begitu juga dengan masalah untuk mengatasi banjir, jika Pemkot kesulitan kita siap turun tangan membantu,” tandasnya
Sementara itu KH Amiruddin Nahrawi alias Cak Amir selaku Ketua Pengurus Masjid Nurul Jaddid dalam laporannya menyebutkan masjid tersebut sebelumnya mushola yang ditingkatkan statusnya menjadi masjid. Salah satu donatornya adalah H. Herman Deru yang saat itu masih menjadi seorang pengusaha.
“Masjid ini dulunya mushola, alhamdulilah pak Herman Deru diberikan kesempatan lagi sholat di sini. Dulu donaturna beliau inilah saat masih menjadi pengusaha. Kita doakan semoga beliau istikomah dan bisa menjalankan tugasnya sebagai gubernur dengan baik,” imbuhnya. (tim HMS))
Namun untuk kali ini Herman Deru mengenakan baju muslim adat melayu yakni baju kurung, peci hitam, celana hitam panjang lengkap dengan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Selain itu Herman Deru juga hadir bersama menantu dr Saymsudin dan cucu pertamanya Danis.
Dalam sambutan silaturahminya dengan warga yang ada di Lorong Prodexim usai mengelar sholat jumat berjemaah. Bapak tahfidz Sumsel ini menegaskan, dirinya sengaja mengenakan busana adat melayu sebagai bentuk tanggung jawab dan kebanggan sebagai warga melayu.
Terlebih dirinya merupakan sebagai Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia di Indonesia yang salah satu tugasnya adalah menjaga dan melestarikan akar budaya Islam di Indonesia tak terkecuali di Provinsi Sumsel.
“24 Provinsi di Indonesia ini mayoritas Melayu. Di Sumsel sendiri hampir seluruhnya berbudaya melayu dan mayoritas penganut Islam. Khusus dibidang keagamaan, sekali-sekali saya pakai baju melayu,"katanya.
Lebih lanjut Herman Deru menegaskan, safari jumat yang digelarnya merupakan salah satu cara untuk mengeratkan tali silaturahmi dengan kalangan ulama dan umat. Sekaligus mencari masukan yang menjadi keluh kesah masyarakat .
“Pertemuan seperti ini merupakan salahsatu cara kita bersilaturahmi. Sekaligus menyerap aspirasi masyarakat, sebab sebagi gubernur saya harus tau secara langsung tidak hannya lewat laporan,” tambahnya.
Terkait dengan kondisi cuaca saat ini, Herman Deru mengajak seluruh warga Kota Palembang untuk sinergi dengan pemerintah Kota dan Pemprov dalam menanggulangi dampak yang akan timbul yakni banjir.
“Kita harus sinergi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemkot, warga juga harus ikut andil caranya bagaimana? Dengan tidak membuang sampah sembarangan misalnya,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, sebagai Gubernur dirinya tidak tutup mata dengan kondisi Kabupaten/Kota jika ada daerah yang kesulitan dalam pendanaan, Pemprov siap membantu.
Dia mencotohkan Kota Palembang selama ini kesulitan dalam perbaikan jalan, Pemprov langsung mengakomodir dengan menggelontorkan dana Rp 89 Miliyar untuk perbaikan jalan.
“Sekarang jalan gandus, talang jambe dan lainnya sudah bagus. Begitu juga dengan masalah untuk mengatasi banjir, jika Pemkot kesulitan kita siap turun tangan membantu,” tandasnya
Sementara itu KH Amiruddin Nahrawi alias Cak Amir selaku Ketua Pengurus Masjid Nurul Jaddid dalam laporannya menyebutkan masjid tersebut sebelumnya mushola yang ditingkatkan statusnya menjadi masjid. Salah satu donatornya adalah H. Herman Deru yang saat itu masih menjadi seorang pengusaha.
“Masjid ini dulunya mushola, alhamdulilah pak Herman Deru diberikan kesempatan lagi sholat di sini. Dulu donaturna beliau inilah saat masih menjadi pengusaha. Kita doakan semoga beliau istikomah dan bisa menjalankan tugasnya sebagai gubernur dengan baik,” imbuhnya. (tim HMS))
Tidak ada komentar
Posting Komentar