Muba Kembangkan Budidaya Serai Wangi Di Teluk Solusi Tambahan Penghasilan Masyarakat
MUBA-LIPUTANSUMSEL-Pemkab Musi Banyuasin (Muba) melalui Dinas Pemberdayan Masyarakat Desa (PMD) terus mencarikan trobosan bagi warganya, guna meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Kali ini Dinas PMD Kabupaten Muba bersama Kemendes mengembangkan budidaya “SERAI WANGI”, bertempat di Desa Teluk Kecamatan Lais Kabupaten Muba.
Menurut Kepala PMD Muba, Richard Cahyadi AP mengatakan, pengembangan budidaya Serai Wangi ini sebagai upaya alternatif dan solusi untuk menambah Pendapatan Perkapita warga Desa Teluk disaat Harga Karet dan sawit saat ini yang sedang anjlok.
"Untuk di Teluk sudah disiapkan lahan 10 hektar untuk budidaya Serai Wangi, mudah-mudahan bisa merambah ke desa lainnya dalam wilayah Kabupaten Muba. Sekarang sudah dibudidayakan lebih kurang 2,5 hektar, alhamdullilah bisa jadi alternatif karena harga karet dan sawit sedang anjlok,"ujarnya.
Sementara itu Imron (55) petani Serai Wangi memaparkan bahwa dirinya memperkenalkan tanaman Serai Wangi karena sekarang ini tanamannya jarang, dan bisa dikatakan untuk di Muba hanya di wilayah Teluk yang membudidayakan serai wangi.
Dan untuk prospek kedepan penghasilannya lumayan tinggi, dan kebutuhan untuk ekspor sangat dinanti-nantikan oleh pihak luar negeri. Minyaknya kita jual untuk di ekspor dan bisa jadi bahan baku sabun mandi, pembersih lantai dan juga bisa dibikin pakan ternak.
"Pada awalnya memang kita belum tahu serai yang mana yang layak kita tanam, karena disini ada 33 varietas serai yang ditanam, termasuk jenis serai sayur yang biasa digunakan dalam bumbu masak. Nah di tahun 2014 pengalaman saya pernah tertipu menanam jenis serai pas dipanen, disuling minyaknya cuma menghasilkan 4 kilu per ton daun, sampai akhirnya kita galih terus alhirnya mendapatkan bibit serai yang memang menghasilkan minyak yang berkualitas, "jelasnya.
Lanjutnya, "Untuk bibit jenis ini awalnya saya temukan di tahun 2018, disini ada dua jenis yaitu jenis serai varietas maha penggiri (D1) dan Citrona, nah dua jenis inilah yang kita tanam disini karena minyaknya. Kalau dibandingkan dengan tanaman karet, lebih besar pendapatan tanaman Serai, karena jarak tanam serai hanya satu meter, maka dalam satu hektar lahan bisa ditanam 10 ribu rumpun. Kita ambil paling kecil satu rumpunnya lima kilu, dikalikan 10 ribu rumpun, maka bisa menghasilkan 50 ton dikalikan Rp 500 hasilnya 25 juta, nah itu dari awal penanaman sampai panen waktunya cuma 6 bulan,"bebernya.
Imron juga menjelaskan kalau serai ini setelah panen, tiga bulan kedepan sudah bisa panen lagi dengan tetap tanaman yang awal tadi jadi sekali tanam bisa panen berkali-kali. Dirinya berharap agar Muba bisa mebudayakan serai wangi ini sehingga bisa menambah penghasilan keluarga, kendala sekadang belum adanya mesin suling.
"Untuk sekarang saya hanya memanfaatkan jasa rentalan penyulingan minyak yang ada d palembang, namun kendala lokasi jarak tempuh yang cukup jauh. Oleh karena itu kami membutuhkan bantuan dari Pemkab Muba, baik pengolahan, penyulingan maupun pemasarannya, "ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Muba H
Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, Kecamatan Lais menjadi perhatian khusus karena angka kemiskinan paling tinggi di Kabupaten Muba. Oleh karena itu tidak bisa membiarkan demikian, maka dari itu diharapkan masyarakat dapat berkembang sendiri dibawah bimbingan dan bantuan Pemkab Muba.
"Disini dapat dilihat ada beberapa potensi yang dapat mengentaskan kemiskinan, kemarin sudah ada inovasi berupa prototype project yaitu bagaimana kita memanfaatkan sumber daya lokal berupa bekicot dan keong menjadi pakan ternak untuk ikan dan kambing. Tentu ini produk yang bisa membawa ekonomi masyarakat di Kecamatan Lais jadi meningkat. Dan kali ini inovasi terbaru lagi pengembangan Serai Wangi, tentu diharapkan bisa berkembang juga,"ucap Dodi.
Dodi mengajak semua pihak bersama sehingga semua potensi desa-desa miskin yang ada di Muba bisa memanfaatkan sumber daya alam nya. Tentu banyak, baik sumber protein yang ada di sungai dan disawah bisa dikelola sehingga memiliki nilai jual yang tinggi begitu juga budidaya serai wangi tadi, "ujarnya.
"Kita akan berikan anggaran khusus bantuan inovasi pengelolaan sumber daya lokal ini karena sebuah projek teknologi tepat guna yang pasti memberikan manfaat langsung ke masyarakat,"pungkas Dodi.(agung/rill).
Kali ini Dinas PMD Kabupaten Muba bersama Kemendes mengembangkan budidaya “SERAI WANGI”, bertempat di Desa Teluk Kecamatan Lais Kabupaten Muba.
Menurut Kepala PMD Muba, Richard Cahyadi AP mengatakan, pengembangan budidaya Serai Wangi ini sebagai upaya alternatif dan solusi untuk menambah Pendapatan Perkapita warga Desa Teluk disaat Harga Karet dan sawit saat ini yang sedang anjlok.
"Untuk di Teluk sudah disiapkan lahan 10 hektar untuk budidaya Serai Wangi, mudah-mudahan bisa merambah ke desa lainnya dalam wilayah Kabupaten Muba. Sekarang sudah dibudidayakan lebih kurang 2,5 hektar, alhamdullilah bisa jadi alternatif karena harga karet dan sawit sedang anjlok,"ujarnya.
Sementara itu Imron (55) petani Serai Wangi memaparkan bahwa dirinya memperkenalkan tanaman Serai Wangi karena sekarang ini tanamannya jarang, dan bisa dikatakan untuk di Muba hanya di wilayah Teluk yang membudidayakan serai wangi.
Dan untuk prospek kedepan penghasilannya lumayan tinggi, dan kebutuhan untuk ekspor sangat dinanti-nantikan oleh pihak luar negeri. Minyaknya kita jual untuk di ekspor dan bisa jadi bahan baku sabun mandi, pembersih lantai dan juga bisa dibikin pakan ternak.
"Pada awalnya memang kita belum tahu serai yang mana yang layak kita tanam, karena disini ada 33 varietas serai yang ditanam, termasuk jenis serai sayur yang biasa digunakan dalam bumbu masak. Nah di tahun 2014 pengalaman saya pernah tertipu menanam jenis serai pas dipanen, disuling minyaknya cuma menghasilkan 4 kilu per ton daun, sampai akhirnya kita galih terus alhirnya mendapatkan bibit serai yang memang menghasilkan minyak yang berkualitas, "jelasnya.
Lanjutnya, "Untuk bibit jenis ini awalnya saya temukan di tahun 2018, disini ada dua jenis yaitu jenis serai varietas maha penggiri (D1) dan Citrona, nah dua jenis inilah yang kita tanam disini karena minyaknya. Kalau dibandingkan dengan tanaman karet, lebih besar pendapatan tanaman Serai, karena jarak tanam serai hanya satu meter, maka dalam satu hektar lahan bisa ditanam 10 ribu rumpun. Kita ambil paling kecil satu rumpunnya lima kilu, dikalikan 10 ribu rumpun, maka bisa menghasilkan 50 ton dikalikan Rp 500 hasilnya 25 juta, nah itu dari awal penanaman sampai panen waktunya cuma 6 bulan,"bebernya.
Imron juga menjelaskan kalau serai ini setelah panen, tiga bulan kedepan sudah bisa panen lagi dengan tetap tanaman yang awal tadi jadi sekali tanam bisa panen berkali-kali. Dirinya berharap agar Muba bisa mebudayakan serai wangi ini sehingga bisa menambah penghasilan keluarga, kendala sekadang belum adanya mesin suling.
"Untuk sekarang saya hanya memanfaatkan jasa rentalan penyulingan minyak yang ada d palembang, namun kendala lokasi jarak tempuh yang cukup jauh. Oleh karena itu kami membutuhkan bantuan dari Pemkab Muba, baik pengolahan, penyulingan maupun pemasarannya, "ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Muba H
Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, Kecamatan Lais menjadi perhatian khusus karena angka kemiskinan paling tinggi di Kabupaten Muba. Oleh karena itu tidak bisa membiarkan demikian, maka dari itu diharapkan masyarakat dapat berkembang sendiri dibawah bimbingan dan bantuan Pemkab Muba.
"Disini dapat dilihat ada beberapa potensi yang dapat mengentaskan kemiskinan, kemarin sudah ada inovasi berupa prototype project yaitu bagaimana kita memanfaatkan sumber daya lokal berupa bekicot dan keong menjadi pakan ternak untuk ikan dan kambing. Tentu ini produk yang bisa membawa ekonomi masyarakat di Kecamatan Lais jadi meningkat. Dan kali ini inovasi terbaru lagi pengembangan Serai Wangi, tentu diharapkan bisa berkembang juga,"ucap Dodi.
Dodi mengajak semua pihak bersama sehingga semua potensi desa-desa miskin yang ada di Muba bisa memanfaatkan sumber daya alam nya. Tentu banyak, baik sumber protein yang ada di sungai dan disawah bisa dikelola sehingga memiliki nilai jual yang tinggi begitu juga budidaya serai wangi tadi, "ujarnya.
"Kita akan berikan anggaran khusus bantuan inovasi pengelolaan sumber daya lokal ini karena sebuah projek teknologi tepat guna yang pasti memberikan manfaat langsung ke masyarakat,"pungkas Dodi.(agung/rill).
Tidak ada komentar
Posting Komentar