Lestarikan Budaya Midang Morge Siwe PemKab OKI Sedot Wisatawan Domestik Dan Manca Negara
OKI- LiputanSumSel.Com modernisasi dan globalisasi begitu pesatnya, apalagi dijaman milenial yang dikenal dengan istilah “Jaman Now”. Namun adat-istiadat atau tradisi Midang Bebuke Morge Siwe (Arak-arakan lebaran Sembilan Marga,red) tetap lestari dan sudah menjadi agenda Pemkab. OKI setiap tahunnya.
Warisan budaya Midang Bebuke Morge Siwe ini sendiri menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Bendhe Seguguk dan juga bagi masyarakat luar daerah bahkan mancanegara.
Kegiatan Midang Bebuke Morge Siwe ini biasanya dilaksanakan di hari ke-3 dan 4 di Hari Raya Idul Fitri mulai dari tanggal 3-4 Syawal 1440 H/ 7-8 Juni 2019 M.
Kegiatan Midang Bebuke Morge Siwe yang dibagi dalam dua hari. Dimana kelurahan yang mengikuti di hari pertama, Jumat (7/6) yakni Kelurahan Kedaton, Perigi, Mangunjaya, Sukadana, Kayuagung Asli, dan Kelurahan Tanjung Rancing. Sedangkan pada hari kedua, Sabtu (8/6), diikuti oleh Kelurahan Jua-jua, Cinta Raja, Paku, Sidakersa, dan Kelurahan Kutaraya.
Pantauan di lapangan pada Midang tahun ini, terlihat para peserta melakukan arak-arakan pakaian adat perkawinan ‘Mabang Handak’ (Adat perkawinan Kayuagung) yang diiringi musik tradisional Tanjidor sebagai pembatas dari masing-masing kelurahan.
Kelurahan pertama yang tiba dan disambut oleh Sekretaris Daerah OKI, Ketua dan Pengurus Adat Kab. OKI, Kapolsekta Kayuagung dan para pejabat OKI lainnya di Pendopoan Rumah Dinas Bupati OKI yakni Kelurahan Tanjung Rancing yang merupakan kelurahan ke sebelas dan termuda setelah Kelurahan Cinta Raja. Kemudian disusul oleh peserta Midang dari Kelurahan Kedaton, Mangunjaya, Kayuagung Asli, Sukadana dan terakhir dari Kelurahan Perigi.
Bupati OKI, H Iskandar SE, yang diwakili oleh Sekda OKI, H Husin SPd MM mengatakan, Pemkab OKI terus dan sangat konsen mendukung tradisi midang sebagai warisan tradisi budaya leluhur yang sangat mahal nilai karakteristiknya.
“Tradisi ini merupakan aset budaya yang sangat diperhatikan, di samping tradisi lainnya di Kabupaten OKI. Kondisi Midang sampai saat ini masih sangat lestari bahkan berkembang menjadi wisata budaya,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten OKI, Ir Ifna Nurlela mengatakan, bahwa saat ini Midang masih menjadi salah satu adat budaya yang bertahan dan dilestarikan di Kabupaten OKI.
“Adat arak-arakan ini sudah sejak lama dilakukan, para pelakunya adalah para muda-mudi dalam kelurahan. Dahulu Midang dilakukan oleh muda-mudi yang kelurahannya ada hajatan pernikahan, kemudian untuk melestarikannya dikembangkan menjadi agenda tahunan pariwisata setiap tahunnya, tepatnya di setiap lebaran,” ungkapnya.(PD)
Tidak ada komentar
Posting Komentar