Pemerintah Kota Palembang Teken MOU Hibah Future Cities Laboratory (FCL) Singapura.
Palembang, Liputan sumsel.com -Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terpilih sebagai salah satu kota di Indonesia yang mendapatkan hibah apllikasi Future Cities Laboratory (FCL) Singapura. Melalui terobosan ini, diharapkan ke depan lebih cepat dan praktis dalam menganalisa permasalahan pembangunan di Kota Palembang.
Demikian diungkapkan Wali Kota Palembang, H Harnojoyo usai penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dan PKS ur-escape Kota Palembang antara Pemerintah Kota Palembang dengan Future Cities Laboratory (FCL) Singapura, di Rumah Dinas Jalan Tasik, Selasa (9/10).
Harno menyebutkan dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, ada empat kota yang dipilih untuk menggunakan aplikasi FCL ini diantaranya, Palembang, Bandung, Semarang dan Surabaya.
Aplikasi ini jelas Harno, terintegrasi disetiap OPD, sehingga program ataupun pembangunan yang menjadi skala prioritas bisa diketahui secara langsung.
“Yang pasti lebih efektif dan efesien. FCL ini sejalan dengan rencana kita untuk merevisi RTRW, dengan harapan dapat mewujudkan pembangunan yang tepat sasaran dan prioritas serta manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat dan ke depan mewujudkan kota yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar orang nomor satu di Kota Palembang ini.
Melalui FCL juga lanjut Harno, dapat memudahkan rencana pembangunan yang menjadi skala prioritas.
“Semuanya akan terintegrasi, baik kesehatan, pembangunan infrastruktur, program mengatasi banjir di Palembang dan sebagainya. Ini program hibah dan selama enam bulan ke depan akan dipelajari,” jelasnya.
Sementara itu Direktur FCL, Prof Stephen Cairns menjelaskan, FCL ini upaya untuk menganalisanya permasalahan kota secara praktis, efektif dan efesien.
FCL sudah diterapkan pertama di Bandung dan Palembang merupakan kota kedua dari empat kota yang terpilih.
“Siapa saja bisa mengakses, misalnya OPD bisa memanfaatkan aplikasi ini,” kata Stephen.
Dikatakannya, Bandung sudah lebih dahulu menerapkan FCL ini dan yang pasti melalui aplikasi ini dapat menekan anggaran. Ia mencontohkan misalnya meneliti kemacetannya.
“Kami menawarkan lima masalah yang paling fokus untuk diberikan solusi. Misalnya kalau banjir langsung diketahui dimana titik yang dapat menyebabkan banjir itu sendiri,” terangnya.
Stephen menyebutkan, selama tiga tahun terakhir hibah ini total senilai 1 juta dolar, mulai dari konsep dan desain yang dibutuhkan dalam aplikasi FCL ini.
“Nanti ada teknisinya dari Palemabang yang akan menyebarkan bagaimana cara mempelajarinya. Istilahnya kita hanya memberikan bibit saja, nanti penyebarannya Pemkot sendiri,” kata Stephen yang lancer berbahasa Indonesia ini.
Ditambahkan Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi, aplikasi FCL ini dapat menentukan titik koordinat, pola ruang serta mengetahui secara cepat permasalahan baik itu embangunan dan apa saja dengan tujuan percepatan pembangunan di Kota Palembang. “Yang jelas lebih praktis dan cepat,” tukasnya
Demikian diungkapkan Wali Kota Palembang, H Harnojoyo usai penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dan PKS ur-escape Kota Palembang antara Pemerintah Kota Palembang dengan Future Cities Laboratory (FCL) Singapura, di Rumah Dinas Jalan Tasik, Selasa (9/10).
Harno menyebutkan dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, ada empat kota yang dipilih untuk menggunakan aplikasi FCL ini diantaranya, Palembang, Bandung, Semarang dan Surabaya.
Aplikasi ini jelas Harno, terintegrasi disetiap OPD, sehingga program ataupun pembangunan yang menjadi skala prioritas bisa diketahui secara langsung.
“Yang pasti lebih efektif dan efesien. FCL ini sejalan dengan rencana kita untuk merevisi RTRW, dengan harapan dapat mewujudkan pembangunan yang tepat sasaran dan prioritas serta manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat dan ke depan mewujudkan kota yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar orang nomor satu di Kota Palembang ini.
Melalui FCL juga lanjut Harno, dapat memudahkan rencana pembangunan yang menjadi skala prioritas.
“Semuanya akan terintegrasi, baik kesehatan, pembangunan infrastruktur, program mengatasi banjir di Palembang dan sebagainya. Ini program hibah dan selama enam bulan ke depan akan dipelajari,” jelasnya.
Sementara itu Direktur FCL, Prof Stephen Cairns menjelaskan, FCL ini upaya untuk menganalisanya permasalahan kota secara praktis, efektif dan efesien.
FCL sudah diterapkan pertama di Bandung dan Palembang merupakan kota kedua dari empat kota yang terpilih.
“Siapa saja bisa mengakses, misalnya OPD bisa memanfaatkan aplikasi ini,” kata Stephen.
Dikatakannya, Bandung sudah lebih dahulu menerapkan FCL ini dan yang pasti melalui aplikasi ini dapat menekan anggaran. Ia mencontohkan misalnya meneliti kemacetannya.
“Kami menawarkan lima masalah yang paling fokus untuk diberikan solusi. Misalnya kalau banjir langsung diketahui dimana titik yang dapat menyebabkan banjir itu sendiri,” terangnya.
Stephen menyebutkan, selama tiga tahun terakhir hibah ini total senilai 1 juta dolar, mulai dari konsep dan desain yang dibutuhkan dalam aplikasi FCL ini.
“Nanti ada teknisinya dari Palemabang yang akan menyebarkan bagaimana cara mempelajarinya. Istilahnya kita hanya memberikan bibit saja, nanti penyebarannya Pemkot sendiri,” kata Stephen yang lancer berbahasa Indonesia ini.
Ditambahkan Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi, aplikasi FCL ini dapat menentukan titik koordinat, pola ruang serta mengetahui secara cepat permasalahan baik itu embangunan dan apa saja dengan tujuan percepatan pembangunan di Kota Palembang. “Yang jelas lebih praktis dan cepat,” tukasnya
Tidak ada komentar
Posting Komentar