Kementrian Kominfo RI Gelar Kegiatan Editor,s Forum "Media Bermartabat Untuk Pemilu BERKUALITAS"
Palembang, Liputan Sumsel–Com Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengelar kegiatan Editor,s Forum" Media Bermartabat untuk pemilu yang berkualitas di Hotel Aston, Rabu (31/10/2018).
Kepala bidang Pengelolah Informasi publik Diskominfo Sumatera Selatan Amrullah mengatakan, saat ini media massa dan sosial mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dikarenakan saat ini masyarakat sangat membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya. “Media massa dan media sosial tidak bisa dipisahkan. Karya jurnalis bagai dua mata pisau, satu sisi edukatif, di satu sisi lembaga ekonomi untung rugi perusahaan,” ujarnya.
Amrullah menambahkan, kesantunan dalam bermedia sangat di harapkan dalam berperan mengingat sebentar lagi ada pesta demokrasi. “Media harus menjaga martabatnya untuk menjaga situasi kondusif, jadi peran media significan. Media masa dituntut mengedepankan informasi yang netral dalam pemilu dan sebagai kontrol sosial. Media pada pemilu harus menyuarakan kebenaran dan harus netral, ” katanya.
Direktur Pengelolaan Media Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Siti Meningsih mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan Kementrian Komunikasi dan Informatika dengan tujuan mewujudkan pers menjadi penjaga keutuhan nasional. Sebelumnya kegiatan ini telah diselengarakan di Surakarta, Denpasar, Makasar, Banyuwangi, Banjarmasin, Kupang dan Palembang.
“Pers dan pemilu masing masing memiliki potensi dan tugas yang penting. Keduanya punya peran yang strategis. Proses pemilu dalam rangka mencari pemimpin, jangan sampai masyarakat terpecah belah.
Menurutnya, diperlukan upaya yang sungguh sungguh termasuk insan pers untuk melakukan pengawasan pemilu. Pers sebagai salah satu pilar demokrasi harus mecerahkan masyarakat dalam pemilu. ” Kepentingan utama media, bagaimana kepentingan rakyat diperjuangkan,” ucapnya.
Sementara itu panelis yang juga Koordinator Kaukus Media Pemilu Agus Sudibyo mengatakan, Indonesia adalah negara dengan pemilu terbesar nomor 4 dunia. Pada pemilu 2019 ada Pilpres dan Pileg. “Nanti ada 5 kertas suara. Untuk pileg ada 20.5000 kursi yang diperebutkan dengan 300 ribu kandidat. “Untuk jumlah TPS 850 ribu TPS, dan 5 juta orang penyelenggara. Ini pesta demokrasi yang luar biasa. Kita akan mensukseskan hajatan pesa demokrasi, ” katanya.
Lebih lanjut Agus menambahkan, dalam pemilu ini beda politik tidak masalah. Namun yang penting adalah menjaga kerukunan, toleransi, tenggang rasa dan saling menghargai. “Ruang media harus mencerahkan dan mendinginkan kalau situasi sedang panas. Peran pers sangat besar, media jadi garda terdepan terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa. Sumsel ruang medianya masih kondusif, ruamg publiknha masih berkualitas, ” pungkasnya. (A2)
Kepala bidang Pengelolah Informasi publik Diskominfo Sumatera Selatan Amrullah mengatakan, saat ini media massa dan sosial mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dikarenakan saat ini masyarakat sangat membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya. “Media massa dan media sosial tidak bisa dipisahkan. Karya jurnalis bagai dua mata pisau, satu sisi edukatif, di satu sisi lembaga ekonomi untung rugi perusahaan,” ujarnya.
Amrullah menambahkan, kesantunan dalam bermedia sangat di harapkan dalam berperan mengingat sebentar lagi ada pesta demokrasi. “Media harus menjaga martabatnya untuk menjaga situasi kondusif, jadi peran media significan. Media masa dituntut mengedepankan informasi yang netral dalam pemilu dan sebagai kontrol sosial. Media pada pemilu harus menyuarakan kebenaran dan harus netral, ” katanya.
Direktur Pengelolaan Media Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Siti Meningsih mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan Kementrian Komunikasi dan Informatika dengan tujuan mewujudkan pers menjadi penjaga keutuhan nasional. Sebelumnya kegiatan ini telah diselengarakan di Surakarta, Denpasar, Makasar, Banyuwangi, Banjarmasin, Kupang dan Palembang.
“Pers dan pemilu masing masing memiliki potensi dan tugas yang penting. Keduanya punya peran yang strategis. Proses pemilu dalam rangka mencari pemimpin, jangan sampai masyarakat terpecah belah.
Menurutnya, diperlukan upaya yang sungguh sungguh termasuk insan pers untuk melakukan pengawasan pemilu. Pers sebagai salah satu pilar demokrasi harus mecerahkan masyarakat dalam pemilu. ” Kepentingan utama media, bagaimana kepentingan rakyat diperjuangkan,” ucapnya.
Sementara itu panelis yang juga Koordinator Kaukus Media Pemilu Agus Sudibyo mengatakan, Indonesia adalah negara dengan pemilu terbesar nomor 4 dunia. Pada pemilu 2019 ada Pilpres dan Pileg. “Nanti ada 5 kertas suara. Untuk pileg ada 20.5000 kursi yang diperebutkan dengan 300 ribu kandidat. “Untuk jumlah TPS 850 ribu TPS, dan 5 juta orang penyelenggara. Ini pesta demokrasi yang luar biasa. Kita akan mensukseskan hajatan pesa demokrasi, ” katanya.
Lebih lanjut Agus menambahkan, dalam pemilu ini beda politik tidak masalah. Namun yang penting adalah menjaga kerukunan, toleransi, tenggang rasa dan saling menghargai. “Ruang media harus mencerahkan dan mendinginkan kalau situasi sedang panas. Peran pers sangat besar, media jadi garda terdepan terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa. Sumsel ruang medianya masih kondusif, ruamg publiknha masih berkualitas, ” pungkasnya. (A2)
Tidak ada komentar
Posting Komentar