LSM KAPAKKN Minta Polda Usut Kasus Dugaan Ijazah Palsu MY
PALEMBANG,--liputansumsel.com– Ratusan massa yang menamakan dirinya LSM KAPAKKN (Kesatuan Aksi Pemantau Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (22/6/2018) mendatangi Mapolda Sumsel. Kedatangan para pendemo itu meminta pihak kepolisian Mapolda Sumsel mengusut kasus dugaan ijazah palsu yang melibatkan calon wakil Gubernur Sumsel berinisial MY.
Dalam aksinya, Koordinator Aksi demo, Aminullah mengatakan ijazah yang dipakai MY dalam mendaftar calon Wakil Gubernur Sumsel adalah ijazah aspal alias asli tapi palsu.
“Ijazah yang dikeluarkan oleh STM Pertambangan Palembang pada tahun 1977 yaitu STTB VI Cm nomor 1489 diduga merupakan ijazah aspal alias asli tapi palsu,” ungkapnya.
Menurut Aminullah, pada tahun 2004 kasus ijazah palsu ini pernah dilaporkan ke Mapolda Sumsel oleh Syahril Anwar dan Helmansyah. Keduanya merupakan alumni SMK Pertambangan Palembang, namun kasus tersebut di SP3 kan oleh pihak kepolisian.
“Maka dari itu kami mendesak Pak Kapolda Sumsel agar mencabut laporan tersebut karena ada bukti baru terkait kepemilikan ijazah palsu yang dimaksud,” imbuhnya.
Ia menegaskan, apa yang dilakukan MY sudah jelas merupakan tindak pidana. “Kami minta jajaran Mapolda Sumsel untuk memeriksa MY yang merupakan pemilik dan pengguna ijazah aspal, karena apa yang dilakukan MY jelas-jelas merupakan tidak pidana dan aparat penegak hukum harus memeriksa MY,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Urusan Monitor Bidang Humas Polda Sumsel Kompol Suparlan yang menemui para pendemo saat dikonfirmasi mengatakan kalau pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan massa LSM KAPAKKN kepada Kapolda Sumsel terkait dugaan ijazah palsu yang dimiliki oleh salah satu kandidat wakil Gubernur Sumsel.
”Berkas data yang diberikan pendemo sudah kami terima. Nanti akan kami cek lagi kebenaran data tersebut. Ya, apabila terbukti nantinya memang ada unsur pidana akan kita proses, namun bila tidak terbukti atau tidak mengandung unsur pidana, ya tentu saja kita tidak dapat memprosesnya,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, ratusan massa bergerak menuju Mapolda Sumsel dengan menggunakan beberapa bis. Dalam aksi itu mereka membawa keranda jenazah yang bertuliskan ‘Matinya Keadilan, Tobat Sebelum Mati’. (red/ril)
Dalam aksinya, Koordinator Aksi demo, Aminullah mengatakan ijazah yang dipakai MY dalam mendaftar calon Wakil Gubernur Sumsel adalah ijazah aspal alias asli tapi palsu.
“Ijazah yang dikeluarkan oleh STM Pertambangan Palembang pada tahun 1977 yaitu STTB VI Cm nomor 1489 diduga merupakan ijazah aspal alias asli tapi palsu,” ungkapnya.
Menurut Aminullah, pada tahun 2004 kasus ijazah palsu ini pernah dilaporkan ke Mapolda Sumsel oleh Syahril Anwar dan Helmansyah. Keduanya merupakan alumni SMK Pertambangan Palembang, namun kasus tersebut di SP3 kan oleh pihak kepolisian.
“Maka dari itu kami mendesak Pak Kapolda Sumsel agar mencabut laporan tersebut karena ada bukti baru terkait kepemilikan ijazah palsu yang dimaksud,” imbuhnya.
Ia menegaskan, apa yang dilakukan MY sudah jelas merupakan tindak pidana. “Kami minta jajaran Mapolda Sumsel untuk memeriksa MY yang merupakan pemilik dan pengguna ijazah aspal, karena apa yang dilakukan MY jelas-jelas merupakan tidak pidana dan aparat penegak hukum harus memeriksa MY,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Urusan Monitor Bidang Humas Polda Sumsel Kompol Suparlan yang menemui para pendemo saat dikonfirmasi mengatakan kalau pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan massa LSM KAPAKKN kepada Kapolda Sumsel terkait dugaan ijazah palsu yang dimiliki oleh salah satu kandidat wakil Gubernur Sumsel.
”Berkas data yang diberikan pendemo sudah kami terima. Nanti akan kami cek lagi kebenaran data tersebut. Ya, apabila terbukti nantinya memang ada unsur pidana akan kita proses, namun bila tidak terbukti atau tidak mengandung unsur pidana, ya tentu saja kita tidak dapat memprosesnya,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, ratusan massa bergerak menuju Mapolda Sumsel dengan menggunakan beberapa bis. Dalam aksi itu mereka membawa keranda jenazah yang bertuliskan ‘Matinya Keadilan, Tobat Sebelum Mati’. (red/ril)
Tidak ada komentar
Posting Komentar