Hujan Terus, Petani Karet Merugi
PALI--liputansumsel.com Tingginya curah hujan belakangan ini membuat petani karet Yang terletak di Talang Pipa RT 05 / RW 02 Kelurahan Barat, Kecamatan Talang Ubi ,Pendopo Kabupaten ,Penukal Abab Lematang Ilir ( PALI) membuat para Petani galau. Pasalnya, hujan membuat mereka tidak bisa bekerja sama sekali.
”Hampir setiap hari hujan terus, membuat kami tidak bisa menyadap karet. Hal ini pasti terjadi setiap tahun,” kata Ros , petani karet saat di jumpai liputansumdel.com Pada, Senin Pagi (19 /02).2018
Menurutnya, untuk menyadap karet harus dipastikan pohon karet dalam kondisi kering. Hal itu agar getah sadapan dari kulit batang tidak kleuar dari jalur yang sudah dibuat. Namun, ketika kondisi batang pohon karet basah, maka cairan getah karet tidak merembes ke luar dari jalurnya.
”Kalau hujan mending nggak usah kerja, karena getahnya gak masuk ke penampungan, keluar dari jalur yang sudah dibuat. Makanya, petani karet kalau hujan terus pasti sedih,” ujar wanita itu yang sudah puluhan tahun menyadap karet tersebut .
Akan berbeda, lanjut dia, jika cuaca panas. Mereka masih bisa menyadap setiap hari dan hasilnya masih normal. ”Jadi, meskipun harganya murah, kita masih ada penghasilan. Kalau hujan seperti sekarang, jelas kita terkendala,” tuturnya.
Meski demikian, kata dia, pekerjaan itu tetap mereka tekuni. Caranya, mengakali dengan mengeringkan batang karet,
Menurutnya, harga karet belum mengalami kenaikan. Ditambah lagi tidak didukung cuaca yang baik, menyebabkan petani karet kian kesulitan karena penghasilan berkurang. Petani karet sangat bergantung dengan cuaca. Jika sudah memasuki musim hujan, rata-rata aktivitas penyadapan getah karet terhambat.
”Saat ini, harga karet per kilogram sekitar Rp 8.500. Dalam bisa mendapatkan 20-25 kilogram,” katanya.
(lend)
”Hampir setiap hari hujan terus, membuat kami tidak bisa menyadap karet. Hal ini pasti terjadi setiap tahun,” kata Ros , petani karet saat di jumpai liputansumdel.com Pada, Senin Pagi (19 /02).2018
Menurutnya, untuk menyadap karet harus dipastikan pohon karet dalam kondisi kering. Hal itu agar getah sadapan dari kulit batang tidak kleuar dari jalur yang sudah dibuat. Namun, ketika kondisi batang pohon karet basah, maka cairan getah karet tidak merembes ke luar dari jalurnya.
”Kalau hujan mending nggak usah kerja, karena getahnya gak masuk ke penampungan, keluar dari jalur yang sudah dibuat. Makanya, petani karet kalau hujan terus pasti sedih,” ujar wanita itu yang sudah puluhan tahun menyadap karet tersebut .
Akan berbeda, lanjut dia, jika cuaca panas. Mereka masih bisa menyadap setiap hari dan hasilnya masih normal. ”Jadi, meskipun harganya murah, kita masih ada penghasilan. Kalau hujan seperti sekarang, jelas kita terkendala,” tuturnya.
Meski demikian, kata dia, pekerjaan itu tetap mereka tekuni. Caranya, mengakali dengan mengeringkan batang karet,
Menurutnya, harga karet belum mengalami kenaikan. Ditambah lagi tidak didukung cuaca yang baik, menyebabkan petani karet kian kesulitan karena penghasilan berkurang. Petani karet sangat bergantung dengan cuaca. Jika sudah memasuki musim hujan, rata-rata aktivitas penyadapan getah karet terhambat.
”Saat ini, harga karet per kilogram sekitar Rp 8.500. Dalam bisa mendapatkan 20-25 kilogram,” katanya.
(lend)
Tidak ada komentar
Posting Komentar