Pilgub Sumsel, HD : Saya dan Mawardi yang Paling Sering Diserang
Palembang,--liputansumsel.com--Meski belum ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), namun aroma persaingan Pemilihan Gubernur Sumsel, sudah terlihat panas.
Bakal Calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menilai, dirinya bersama pasangannya yakni Mawardi Yahya paling sering diserang yang sengaja dihembuskan oleh lawan politiknya.
“Kita juga calon yang paling diserang. Contoh terbaru isu ijazah palsu. Untuk itu, kami himbauan untuk tidak terpancing oleh isu yang sengaja dihembuskan oleh lawan politik,” ungkapnya dihadapan ribuan relawan usai mengukuhkan relawan se Kota Palembang, Senin (29/1/2018) di Gedung Tiara Puspa, Angkatan 66, Palembang.
Dirinya bersama Mawardi Yahya berpesan, para para relawan dan masyarakat jangan mudah terpancing oleh isu-isu tersebut. “Para relawan juga jangan lakukan politik kekerasan,” tegasnya.
Sementara itu, Bacawagub, Mawardi Yahya dalam orasi politiknya menambahkan, kepemimpinan Alex Noerdin terbilang tidak sukses. Hal itu dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurutnya, IPM Sumsel 2010-2016 berada dalam kategori sedang dan dari tahun ke tahun menaik sedikit. Pada tahun 2010 indeks sebesar 64.44 tahun lalu pada tahun 2016 menjadi 68.24. “Sayangnya selama enam tahun berturut-turut sejak tahun 2010 itu, IPM Sumsel selalu berada di bawah IPM Nasional,” ungkapnya.
Mawardi menambahkan, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia, masyarakat atau penduduk. Indeks ini mengukur sejauh mana seluruh penduduk 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan dapat mengakses hasil pembangunan memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan seterusnya.
Lanjut Mawardi, pembangunan tidak hanya terpusat pada kota provinsi (Palembang –red), saja, melainkan harus merata di seluruh wilayah Sumsel.
“Ya, IPM kan untuk mengukur seluruh penduduk di 17 kabupaten/kota di Sumsel, bukan terpusat di satu tempat saja. Jika diurut, Sumsel berada di urutan ke 22 dari seluruh provinsi di Indonesia. Itu dari Kemendagri. Jika memang sukses pimpin Sumsel harusnya IPM-nya tidak dinomor urut 22,” ungkapnya disambut ribuan relawan.
Dengan Indikator diatas, masih katanya, dirinya menganggap pemimpin Sumsel saat ini tidaklah sukses. “Kami HD-MY hadir dengan modal semangat dari para relawan dan tim siap memperbaiki demi kesejahteraan masyarakat Sumsel,” pungkasnya. (Darul/Arza/Dian)
Bakal Calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru menilai, dirinya bersama pasangannya yakni Mawardi Yahya paling sering diserang yang sengaja dihembuskan oleh lawan politiknya.
“Kita juga calon yang paling diserang. Contoh terbaru isu ijazah palsu. Untuk itu, kami himbauan untuk tidak terpancing oleh isu yang sengaja dihembuskan oleh lawan politik,” ungkapnya dihadapan ribuan relawan usai mengukuhkan relawan se Kota Palembang, Senin (29/1/2018) di Gedung Tiara Puspa, Angkatan 66, Palembang.
Dirinya bersama Mawardi Yahya berpesan, para para relawan dan masyarakat jangan mudah terpancing oleh isu-isu tersebut. “Para relawan juga jangan lakukan politik kekerasan,” tegasnya.
Sementara itu, Bacawagub, Mawardi Yahya dalam orasi politiknya menambahkan, kepemimpinan Alex Noerdin terbilang tidak sukses. Hal itu dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurutnya, IPM Sumsel 2010-2016 berada dalam kategori sedang dan dari tahun ke tahun menaik sedikit. Pada tahun 2010 indeks sebesar 64.44 tahun lalu pada tahun 2016 menjadi 68.24. “Sayangnya selama enam tahun berturut-turut sejak tahun 2010 itu, IPM Sumsel selalu berada di bawah IPM Nasional,” ungkapnya.
Mawardi menambahkan, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia, masyarakat atau penduduk. Indeks ini mengukur sejauh mana seluruh penduduk 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan dapat mengakses hasil pembangunan memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan seterusnya.
Lanjut Mawardi, pembangunan tidak hanya terpusat pada kota provinsi (Palembang –red), saja, melainkan harus merata di seluruh wilayah Sumsel.
“Ya, IPM kan untuk mengukur seluruh penduduk di 17 kabupaten/kota di Sumsel, bukan terpusat di satu tempat saja. Jika diurut, Sumsel berada di urutan ke 22 dari seluruh provinsi di Indonesia. Itu dari Kemendagri. Jika memang sukses pimpin Sumsel harusnya IPM-nya tidak dinomor urut 22,” ungkapnya disambut ribuan relawan.
Dengan Indikator diatas, masih katanya, dirinya menganggap pemimpin Sumsel saat ini tidaklah sukses. “Kami HD-MY hadir dengan modal semangat dari para relawan dan tim siap memperbaiki demi kesejahteraan masyarakat Sumsel,” pungkasnya. (Darul/Arza/Dian)
Tidak ada komentar
Posting Komentar