Ketabahan Cecep Wardana Siswa SMP 1 Inderalaya
# puluhan kilometer bersepeda, lahir dari keluarga kurang mampu.
OI-Liputansumsel. Sejauh 22 Kilometer setiap hari, senin hingga sabtu, pagi dan siang hari. Cecep Wardana siswa kelas IX SMPN 1 Inderalaya ini harus pulang pergi ber-sepeda dari Pulau Semambu untuk menimba ilmu di sekolah nya yang berada di ibukota Kabupaten Ogan Ilir (OI), Inderalaya
Di Dusun V Desa Pulau Semambu Kecamatan Inderalaya Utara tempat Cecep bermukim, tempat keluarga nya mengolah lahan juga mengais rizki dari tanaman sayur.
Sadel, kliningan sepeda "ontel-onta" jadi saksi perjalanan cecep daei rumah ke sekolah. tapak sepatu jadi rem sepeda. sebab sepeda yang dia naiki tak memiliki rem seperti seharusnya. lintasan jalan aspal menjadi penyaksi hilir mudik anak petani sayur ini mengayuh sepeda untuk menimba ilmu. siapa menduga
siswa berperawakan 170 Cm ini telah menapaki jalan pulau semambu-timbangan-inderalaya setiap hari hampir 3 tahun lamanya, hingga kini
Anak Bungsu dari 7 bersaudara Darsa (70) dan Tarisem (68), diam-diam dikabarkan memiliki ketabahan menempuh puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah. Kepada Liputansumsel.com. siswa berperawakan tegap itu mengaku tak sekalipun pernah merasa minder, malu juga pesimistis terhadap kondisi keluarga nya yang masih jauh kekurangan. bahkan, sambung Cecep. Penderitaan adalah motivasi untuk mengejar cita di masa depan
" niat dan tekad ingin sukses yang membuat saya kuat menjalani nya. seberapa pun jauhnya jarak rumah dan sekolah, kalau sudah niat insyallah bisa sukses." Kata cecep
Suka duka di perjalanan dari rumah ke sekolah atau sebaliknya sudah menjadi makanan sehari hari cecep. panas, hujan juga cucuran keringat menjadi penyemangat untuk mengejar sukses siswa berambut ikal itu. kadang terbersit pedih rasanya hati pergi-pulang sekolah di guyur hujan. namun semua nya surut seketika karna cita-cita menjadi anggota TNI Angkatan Laut seolah ada di depan mata.
"setegar apapun manusia ada kala lemah nya. Kadang kehujanan pergi-pulang sekolah membuat hati sedih dan tak bersemnagat. kalau teringat cita-cita itu semangat ku berkobar kembali." tutur nya
makan sama seperti yang lainya, cuma lauk nya yang beda, terang cecep. keseringan makan ikan asin tak membuat nya lemah. lantaran ramuan gula merah, asam jawa, madu, jahe dan telur ayam kampung membuat badan cecep lebih segar setiap pagi
" Resep kuat. kalau makan sama seperti lainya. cuma beda lauk, keseringan ikan asin. minum ramuan tadi, pagi hari badan terasa segar walau jauh bersepeda badan ngak lemas." ungkapnya
ditanya uang jajan. cecep bilang cukup ngak cukup Rp 5 ribu sehari. menurut nya pulang pergi sekolah tak butuh ongkos. yang di butuhkan cuma semangat, tenaga dan minum.
" uang jajan di simpan di rumah. di tabung siapa tau nanti ada keperluan. minimal bantu-bantu untuk pengobatan ibu. beliau lagi sakit (kanker.RED) ke sekolah kan ngak perlu biaya. ber-sepeda cuma butuh semangat tenaga dan minum." terangnya
Keluarga transmigrasi dari pulau jawa itu kini sedang mengelola lahan pertanian sayur milik orang. usai pulang sekolah cecep membantu ayah nya bekerja di kebun juga mempersiapkan benih kangkung dan lainya di malam hari
" ayah yang tanam sayur, ibu yang jual ke pasar. sekarang ibu sudah jarang kepasar. karena beliau lagi sakit. lebih banyak di rumah." Kata cecep
Namun, kebiasaan bersepeda membawa cecep merebut mendali perak di kejuaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumsel 2017 belum lama ini. 3 mendali perak dari 5 klasmen pertandingan. eksiminator, eksiolympik dan exirace berhasil di raih cecep
" alhamdulillah. dengan mendali perak dapat membangga kan sebagai atlet mewakili ogan ilir. berkah jadi atlet. kalau dulu ke sekolah pakai sepeda ontel. sekarang sepeda sport pinjaman KONI OI. Cuma takut rusak soalnya bukan sepeda sendiri." Terang cecep
cecep bercerita punya kenangan tersendir selama ber sepeda onta. pulang pergi bersepeda dengan rem sepatu alias ngerem sepeda pakai sepatu membuat telapak sepatu rusak dan habis. sebab sepeda butut tersebut sudah tak memiliki tuas rem lagi.
" ndak terasa setahun mendayung sepeda tapak sepatu habis jadi rem. puncaknya ketika latihan baris ber baris pra agustusan. telapak sepatu lepas dari sepatu juga sepatu yang sebelah kanan bolong di depan. waktu itu ada ibu guru Irma Daryani yang membantu saya." Kenang nya
Melihat kejadian itu, kata cecep. Bu Guru Irma membelikan cecep sepatu baru plus tas sekolah lanatarn kondisi tas 11-12 sama rusak nya.
" alhamdulillah sepatu juga tas pemberian bu guru Irma masih awet sampai sekarang." ungkapnya. seraya mengaku dirinya saat ini sedang melakukan persiapan untuk berlomba di Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua. Tutupnya. (Arza)
OI-Liputansumsel. Sejauh 22 Kilometer setiap hari, senin hingga sabtu, pagi dan siang hari. Cecep Wardana siswa kelas IX SMPN 1 Inderalaya ini harus pulang pergi ber-sepeda dari Pulau Semambu untuk menimba ilmu di sekolah nya yang berada di ibukota Kabupaten Ogan Ilir (OI), Inderalaya
Di Dusun V Desa Pulau Semambu Kecamatan Inderalaya Utara tempat Cecep bermukim, tempat keluarga nya mengolah lahan juga mengais rizki dari tanaman sayur.
Sadel, kliningan sepeda "ontel-onta" jadi saksi perjalanan cecep daei rumah ke sekolah. tapak sepatu jadi rem sepeda. sebab sepeda yang dia naiki tak memiliki rem seperti seharusnya. lintasan jalan aspal menjadi penyaksi hilir mudik anak petani sayur ini mengayuh sepeda untuk menimba ilmu. siapa menduga
siswa berperawakan 170 Cm ini telah menapaki jalan pulau semambu-timbangan-inderalaya setiap hari hampir 3 tahun lamanya, hingga kini
Anak Bungsu dari 7 bersaudara Darsa (70) dan Tarisem (68), diam-diam dikabarkan memiliki ketabahan menempuh puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah. Kepada Liputansumsel.com. siswa berperawakan tegap itu mengaku tak sekalipun pernah merasa minder, malu juga pesimistis terhadap kondisi keluarga nya yang masih jauh kekurangan. bahkan, sambung Cecep. Penderitaan adalah motivasi untuk mengejar cita di masa depan
" niat dan tekad ingin sukses yang membuat saya kuat menjalani nya. seberapa pun jauhnya jarak rumah dan sekolah, kalau sudah niat insyallah bisa sukses." Kata cecep
Suka duka di perjalanan dari rumah ke sekolah atau sebaliknya sudah menjadi makanan sehari hari cecep. panas, hujan juga cucuran keringat menjadi penyemangat untuk mengejar sukses siswa berambut ikal itu. kadang terbersit pedih rasanya hati pergi-pulang sekolah di guyur hujan. namun semua nya surut seketika karna cita-cita menjadi anggota TNI Angkatan Laut seolah ada di depan mata.
"setegar apapun manusia ada kala lemah nya. Kadang kehujanan pergi-pulang sekolah membuat hati sedih dan tak bersemnagat. kalau teringat cita-cita itu semangat ku berkobar kembali." tutur nya
makan sama seperti yang lainya, cuma lauk nya yang beda, terang cecep. keseringan makan ikan asin tak membuat nya lemah. lantaran ramuan gula merah, asam jawa, madu, jahe dan telur ayam kampung membuat badan cecep lebih segar setiap pagi
" Resep kuat. kalau makan sama seperti lainya. cuma beda lauk, keseringan ikan asin. minum ramuan tadi, pagi hari badan terasa segar walau jauh bersepeda badan ngak lemas." ungkapnya
ditanya uang jajan. cecep bilang cukup ngak cukup Rp 5 ribu sehari. menurut nya pulang pergi sekolah tak butuh ongkos. yang di butuhkan cuma semangat, tenaga dan minum.
" uang jajan di simpan di rumah. di tabung siapa tau nanti ada keperluan. minimal bantu-bantu untuk pengobatan ibu. beliau lagi sakit (kanker.RED) ke sekolah kan ngak perlu biaya. ber-sepeda cuma butuh semangat tenaga dan minum." terangnya
Keluarga transmigrasi dari pulau jawa itu kini sedang mengelola lahan pertanian sayur milik orang. usai pulang sekolah cecep membantu ayah nya bekerja di kebun juga mempersiapkan benih kangkung dan lainya di malam hari
" ayah yang tanam sayur, ibu yang jual ke pasar. sekarang ibu sudah jarang kepasar. karena beliau lagi sakit. lebih banyak di rumah." Kata cecep
Namun, kebiasaan bersepeda membawa cecep merebut mendali perak di kejuaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumsel 2017 belum lama ini. 3 mendali perak dari 5 klasmen pertandingan. eksiminator, eksiolympik dan exirace berhasil di raih cecep
" alhamdulillah. dengan mendali perak dapat membangga kan sebagai atlet mewakili ogan ilir. berkah jadi atlet. kalau dulu ke sekolah pakai sepeda ontel. sekarang sepeda sport pinjaman KONI OI. Cuma takut rusak soalnya bukan sepeda sendiri." Terang cecep
cecep bercerita punya kenangan tersendir selama ber sepeda onta. pulang pergi bersepeda dengan rem sepatu alias ngerem sepeda pakai sepatu membuat telapak sepatu rusak dan habis. sebab sepeda butut tersebut sudah tak memiliki tuas rem lagi.
" ndak terasa setahun mendayung sepeda tapak sepatu habis jadi rem. puncaknya ketika latihan baris ber baris pra agustusan. telapak sepatu lepas dari sepatu juga sepatu yang sebelah kanan bolong di depan. waktu itu ada ibu guru Irma Daryani yang membantu saya." Kenang nya
Melihat kejadian itu, kata cecep. Bu Guru Irma membelikan cecep sepatu baru plus tas sekolah lanatarn kondisi tas 11-12 sama rusak nya.
" alhamdulillah sepatu juga tas pemberian bu guru Irma masih awet sampai sekarang." ungkapnya. seraya mengaku dirinya saat ini sedang melakukan persiapan untuk berlomba di Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua. Tutupnya. (Arza)
1 komentar
Man Jadda Wa Jadda
Posting Komentar