PT TEL LALAI 149 PESERTA TERANCAM PENGANGGURAN
MUARA EMIN,--liputansumsel.com--Terkait pemberitaan di salah satu media online Tentang 149 peserta diklat yang tak kunjung dipekerjakan oleh PT TEL (Tanjung Enim Lestari) sejumlah wartawan,pada senin,28 agustus mendatangi PT TEL guna melakukan investigasi .
Seperti yang diberitakan sebelumnya,PT.TEL (Tanjung Enim Lestari) setahun yang lalu memberikan kesempatan berkerja kepada masyarakat yang berada di wilayah1,2 dan 3 Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim,Dan Wilaya Kabupaten PALI Sumatera Selatan untuk dipekerjakan sebagai Juru Las (Welder) dan Perusahaan Galangan Kapal Nasional.
Bekerjasama dengan Yayasan Darma Mulya Dan Dompet Dhuafa
PT TEL mengadakan diklat.dan didapatlah 149 peserta yang lulus diklat akan bekerja di galangan kapal nasinonal di Kepulauan Riau Dan program pelatihan SDM Juru Las (Welder) dengan masa percobaan selama 1-3 bulan ,peserta akan mendapatkan diklat pengelasan sampai mendapatkan sertifkat selama masa diklat .
Namun hingga setahun kemudian tak ada kelanjutan bagi para peserta yang lulus diklat ini mereka seperti ditelantarkan tak ada kejelasan.Hal ini diungkapkan oleh salah seorang peserta diklat saat ditemui dikediaman nya minggu (27/8) menurutnya janji PT TEL untuk dipekerjakan Itu hanya isapan Jempol saja.
"Janji yang diberikan oleh PT.TEL kepada kami tidak jelas hanya janji kosong (pembohongan public),ini sudah satu tahun,masa belum ada kejelasan mengenai penempatan kami," ujarnya.
Peserta lain berharap agar
Managament PT.TEL untuk lebih terbuka kepada peserta diklat ini jangan ada yang ditutupi yang seolah-olah program tersebut bodong .
Terpisah,Kepala Bagian Humas PT Tanjung Enim Lestari,melalui salah seorang stafnya,Kepala bagian informasi shinta kepada Portal ini mengakui jika Program ini tidak berjalan sesuai rencana,pasalnya terjadi miskomunikasi antara PT TEL dan Dompet Duafah sebagai penggagas program.
"kronologisnya adalah dompet duafah menawarkan kerjasama dengan PT TEL dalam rangka pengentasan pengangguran.jadi dompet duafah sebagai penggagas ide program sekaligus penyelenggara kegiatan dan PT TEL bertugas sebagai fasilitator dan mencari peserta diklat yang memang difokuskan pada wilayah Ring I dan II.ternyata diperjalannan ternyata tidak semulus yang dibayangkan,terjadi miskomunikasi ,dompet duafah yang kami anggap sering melakukan kegiatan - kegiatan sosial tenyata banyak hal-hal yang butuh biaya besar.seperti biaya penempatan kerja dansebagai nya.jujur,kami dari awalnya kami tidak tahu hal ini akan dibebankan ke PT TEL. sementara kami PT TEL tidak menyediakan dana untuk kegiatan ini kerana dari awal kami hanya penyalur.jelas Shinta.
Shinta mengatakan jika PT TEL tidak bisa mengadakan kegiatan tanpa perencanaaan.kami hanya membantu memfasilitasi saja
"sesuai prosedur kami untuk mengadakan suatu kegiatan kami butuh semacam perencanaan istilahnya program tahunan jadi kita programkan,disetujui,baru dijalankan sementara program ini berjalan pada oktober hingga desember,Tapi dari awal peserta yg sesudah mendaftar memang tidak dijanjikan untuk semua bisa bekerja karena harus dites dulu." ungkapnya.
Namun,lanjut Shinta Pihak TEL sedang merumuskan Program untuk
penempatan para peserta diklat yang telah lulus .
"perusahaan kami sudah mencari solusi atas permasalahan ini,kami sudah melakukan audience dengan management dan telah disepakati membuat Program Pemuda Unggulan Desa.saat ini kami sudah bekerjasama dgn BLK Prabumulih ,BLK muara enim dan BLK serang.agar para peserta bisa segera dipekerjakan.
" untuk program tersebut kami akan memprioritaskan peserta yang sudah lulus,"ungkapnya.
Terkait tidak adanya MOU antara Dompet Duafah dan PT TEL ,shinta mengakui jika itu kelalaian pihak PT TEL dan akan diambil srbagai pelajaran.
"pada dasarnya kami sudah mempersiapkan MOU,namun karena memang sudah ada kedekatan dengan pihak Dompet Duafah,selain pihak dompet duafah yang selalu menunda-nunda untuk melakukan penanandatanganan.ya kami pun tidak menyangka hal ini akan terjadi.kami mengakui sebagai kelalaian kami," pungkanya.(ls/01)
Seperti yang diberitakan sebelumnya,PT.TEL (Tanjung Enim Lestari) setahun yang lalu memberikan kesempatan berkerja kepada masyarakat yang berada di wilayah1,2 dan 3 Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim,Dan Wilaya Kabupaten PALI Sumatera Selatan untuk dipekerjakan sebagai Juru Las (Welder) dan Perusahaan Galangan Kapal Nasional.
Bekerjasama dengan Yayasan Darma Mulya Dan Dompet Dhuafa
PT TEL mengadakan diklat.dan didapatlah 149 peserta yang lulus diklat akan bekerja di galangan kapal nasinonal di Kepulauan Riau Dan program pelatihan SDM Juru Las (Welder) dengan masa percobaan selama 1-3 bulan ,peserta akan mendapatkan diklat pengelasan sampai mendapatkan sertifkat selama masa diklat .
Namun hingga setahun kemudian tak ada kelanjutan bagi para peserta yang lulus diklat ini mereka seperti ditelantarkan tak ada kejelasan.Hal ini diungkapkan oleh salah seorang peserta diklat saat ditemui dikediaman nya minggu (27/8) menurutnya janji PT TEL untuk dipekerjakan Itu hanya isapan Jempol saja.
"Janji yang diberikan oleh PT.TEL kepada kami tidak jelas hanya janji kosong (pembohongan public),ini sudah satu tahun,masa belum ada kejelasan mengenai penempatan kami," ujarnya.
Peserta lain berharap agar
Managament PT.TEL untuk lebih terbuka kepada peserta diklat ini jangan ada yang ditutupi yang seolah-olah program tersebut bodong .
Terpisah,Kepala Bagian Humas PT Tanjung Enim Lestari,melalui salah seorang stafnya,Kepala bagian informasi shinta kepada Portal ini mengakui jika Program ini tidak berjalan sesuai rencana,pasalnya terjadi miskomunikasi antara PT TEL dan Dompet Duafah sebagai penggagas program.
"kronologisnya adalah dompet duafah menawarkan kerjasama dengan PT TEL dalam rangka pengentasan pengangguran.jadi dompet duafah sebagai penggagas ide program sekaligus penyelenggara kegiatan dan PT TEL bertugas sebagai fasilitator dan mencari peserta diklat yang memang difokuskan pada wilayah Ring I dan II.ternyata diperjalannan ternyata tidak semulus yang dibayangkan,terjadi miskomunikasi ,dompet duafah yang kami anggap sering melakukan kegiatan - kegiatan sosial tenyata banyak hal-hal yang butuh biaya besar.seperti biaya penempatan kerja dansebagai nya.jujur,kami dari awalnya kami tidak tahu hal ini akan dibebankan ke PT TEL. sementara kami PT TEL tidak menyediakan dana untuk kegiatan ini kerana dari awal kami hanya penyalur.jelas Shinta.
Shinta mengatakan jika PT TEL tidak bisa mengadakan kegiatan tanpa perencanaaan.kami hanya membantu memfasilitasi saja
"sesuai prosedur kami untuk mengadakan suatu kegiatan kami butuh semacam perencanaan istilahnya program tahunan jadi kita programkan,disetujui,baru dijalankan sementara program ini berjalan pada oktober hingga desember,Tapi dari awal peserta yg sesudah mendaftar memang tidak dijanjikan untuk semua bisa bekerja karena harus dites dulu." ungkapnya.
Namun,lanjut Shinta Pihak TEL sedang merumuskan Program untuk
penempatan para peserta diklat yang telah lulus .
"perusahaan kami sudah mencari solusi atas permasalahan ini,kami sudah melakukan audience dengan management dan telah disepakati membuat Program Pemuda Unggulan Desa.saat ini kami sudah bekerjasama dgn BLK Prabumulih ,BLK muara enim dan BLK serang.agar para peserta bisa segera dipekerjakan.
" untuk program tersebut kami akan memprioritaskan peserta yang sudah lulus,"ungkapnya.
Terkait tidak adanya MOU antara Dompet Duafah dan PT TEL ,shinta mengakui jika itu kelalaian pihak PT TEL dan akan diambil srbagai pelajaran.
"pada dasarnya kami sudah mempersiapkan MOU,namun karena memang sudah ada kedekatan dengan pihak Dompet Duafah,selain pihak dompet duafah yang selalu menunda-nunda untuk melakukan penanandatanganan.ya kami pun tidak menyangka hal ini akan terjadi.kami mengakui sebagai kelalaian kami," pungkanya.(ls/01)
1 komentar
Beritanya sangat sumir. Tidak ada klarifikasi dari Dompet Duafah. Coba siklarifikasi. Siapa tahu dapat cerita lebih ramai. 08176544567
Posting Komentar