Program Bedah Rumah Dinsos Lubuk Linggau Tahun 2017 Menghilang
FOTO: Ilustrasi program bedah rumah yang hingga saat ini warga miskin masih bermimpi rumahnya dapat dibedah |
Hal ini diungkapkan oleh Sekreyaris Dinas Sosial Pemkot Lubuk Linggau, Indra Safeibkepada wartawan Liputan Sumsel.com, Jum'at (19/1). " Program bedah rumah hanya dianggarkan di tahun 2016 sedangkan program bedah rumah di tahun 2017 tidak ada lagi", kata Indra seraya menyatakan bahwa program bedah rumah sudah selesai dilaksanakan.
Ketika ditanya tentang adanya temuan pada proses kegiatan Bedah Rumah ditahun 2016, Indra Syafe'i menegaskan "itu tidak benar hanya isu dan kabar bohong, program ini tidak ada kendala sama sekali dan telah kita selesaikan, di tahun 2016, semua kegiatan sudah diperiksa oleh BPK dan alhamdullillah berjalan lancar tidak ada catatan dan temuan dari BPK (Badan Peneriksa Keuangan). Semoga saja ditahun kedepan menjelang pensiun ini kita sama-sama berdoa untuk menyelesaikan program bangsa ini dengan sebaik-baiknya itu harapan saya", harapnya
Di tahun 2017 ini, Dinsos belum memiliki program karena keterbatasan anggaran yang dimiliki, kita akan memetakan dulu rancangannya kemudian kita akan mengusulkannya ke Propinsi. Kemudian dari Propinsi Kekementrian Pusat. Usulan ini tidak akan diterima jika tidak ada rekomendasi dari Dinsos Propinsi Sumsel.
Selain itu, untuk APBD 2017, RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) sudah ada, sudah selesai dibahas tinggal pembahasan lebih lanjut, jika DPA sudah kita terima maka bulan Maret - April nanti kegiatan akan berjalan seperti biasa.
Menurut indra, program yang sedang berjalan sekarang masi merupakan program lama yaitu PKH (Program Keluarga Harapan) yang merupakan program langsung dari kementerian. Dimana program ini bertujuan untuk membantu ibu-ibu yang produktif dan ibu hamil dimasa kehamilan hingga proses melahirkan. Bantuan ini juga meliputi bagi anak-anak mereka yang masih sekolah.
Dalam pencapaian target atau keberhasilan program ini, kami dari Dinsos menyiapkan tenaga pendamping atau tenaga pengontrol agar proses ini berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bentuk kontrol tersebut yaitu melalui cek lapangan, jika dilapangan ternyata ibu hamil yang telah diikut sertakan dalam program tersebut tidak pernah memeriksa kehamilannya secara rutin maka program ini akan kami putuskan. Begitu pula menyangkut pendidikan anak-anak mereka yang masi sekolah, jika dua hari saja tidak masuk sekolah maka program tersebut terpaksa kami stop.
"Jadi program yang masi berjalan sekarang masi program PKH khusus untuk ibu produktif dengan kondisi hamil yang memiliki anak masih bersekolah baik SD, SMP dan SMA. Sesuai dengan prosedur dan aturan yang kita tetapkan", tegasnya sambil mengatakan Program PKH ini adalah program pusat dan merupakan program internasional. Untuk yang terbaik ditingkat dunia yaitu Brazil dan untuk tingkat Asia Philifina.(Camiel Coesar. Editor Muslimin Baijri
Tidak ada komentar
Posting Komentar