Firdaus memprediksi booming perkembangan media online di Indonesia akan berakhir dalam 5 (lima) tahun mendatang.
PALEMBANG- Liputansumsel.com--Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Drs. Firdaus, M.Si bertindak sebagai pembicara utama (keynote speaker) pada webinar nasional yang digelar Lembaga Pers Mahasiswa Gelora Sriwijaya Universitas Sriwijaya (LPM GS Unsri) pada Sabtu (18/7).
Sebagai ketua umum yang mengantar SMSI menjadi konstituen Dewan Pers, Firdaus mengimbau para pengelola media, khususnya anggota SMSI agar dapat meningkatkan kualitas karya jurnalistik. Selain itu, pada webinar yang mengusung tema “Peluang dan Tantangan Industri Media di Tengah Tatanan Kenormalan Baru” itu, Firdaus memprediksi booming perkembangan media online di Indonesia akan berakhir dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Menurut Firdaus, media online akan menjadi media tradisional yang tergerus dengan zaman jika tidak berkejaran dengan teknologi. “Media online menjadi primadona di masa new-normal ini namun berkembangnya terbatas. Kalaupun terus berkembang, maksimum 5 tahun mendatang, media online sudah menjadi tradisional,” ujar Firdaus.
Direktur Majalah Teras dan korantangerang.com ini menambahkan, untuk tetap mampu bersaing pada masa mendatang, media online harus menjaga kualitas jurnalistik dan juga mengoptimalkan digitalisasi dengan mengoneksikannya pada platform digital dan media sosial.
“Yang menentukan hidup atau matinya media masa mendatang tidak lepas dari pembaca dan pengelola media tersebut yang saat ini disebut (generasi) milenial saat ini,” jelasnya.
Karena itu, lanjut Firdaus, platform media online juga harus mengelola media sosial seperti youtube, facebook, IG untuk meningkatkan traffic pembaca. Karena Pembaca milenial kini beralih ke smartphone. “Dengan traffic baik media online mampu menghasilkan uang dengan adsense,” paparnya.
Dia menjelaskan, kemampuan untuk bertahan dan tetap bersaing pada masa mendatang menjadi tantangan bagi pengelola media online saat ini. Bagaimana menyajikan konten atau produk jurnalistik yang menarik sesuai perkembangan zaman.
Dilanjutkan Firdaus, ketika berbicara jurnalis dan bicara bisnis medianya terdapat plus minus. Seperti media elektronik dan siber. Biaya produksinya rendah, tetapi pendapatan iklannya meningkat dan pemirsanya meningkat karena orang-orang beralih menggunakan televisi atau gadget.
“Untuk media harus menjaga kualitas jurnalistik. Karena produk media adalah produk jurnalistik. Di era new normal media online jadi primadona. Ketika berbicara industri media, bagaimana tidak meninggalkan pedoman bisnis media dan mengombinasi media tradisional ke teknologi, serta mengoptimalkan media sosial,” pungkasnya.
Sumber : SMSI Sumsel
Sebagai ketua umum yang mengantar SMSI menjadi konstituen Dewan Pers, Firdaus mengimbau para pengelola media, khususnya anggota SMSI agar dapat meningkatkan kualitas karya jurnalistik. Selain itu, pada webinar yang mengusung tema “Peluang dan Tantangan Industri Media di Tengah Tatanan Kenormalan Baru” itu, Firdaus memprediksi booming perkembangan media online di Indonesia akan berakhir dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Menurut Firdaus, media online akan menjadi media tradisional yang tergerus dengan zaman jika tidak berkejaran dengan teknologi. “Media online menjadi primadona di masa new-normal ini namun berkembangnya terbatas. Kalaupun terus berkembang, maksimum 5 tahun mendatang, media online sudah menjadi tradisional,” ujar Firdaus.
Direktur Majalah Teras dan korantangerang.com ini menambahkan, untuk tetap mampu bersaing pada masa mendatang, media online harus menjaga kualitas jurnalistik dan juga mengoptimalkan digitalisasi dengan mengoneksikannya pada platform digital dan media sosial.
“Yang menentukan hidup atau matinya media masa mendatang tidak lepas dari pembaca dan pengelola media tersebut yang saat ini disebut (generasi) milenial saat ini,” jelasnya.
Karena itu, lanjut Firdaus, platform media online juga harus mengelola media sosial seperti youtube, facebook, IG untuk meningkatkan traffic pembaca. Karena Pembaca milenial kini beralih ke smartphone. “Dengan traffic baik media online mampu menghasilkan uang dengan adsense,” paparnya.
Dia menjelaskan, kemampuan untuk bertahan dan tetap bersaing pada masa mendatang menjadi tantangan bagi pengelola media online saat ini. Bagaimana menyajikan konten atau produk jurnalistik yang menarik sesuai perkembangan zaman.
Dilanjutkan Firdaus, ketika berbicara jurnalis dan bicara bisnis medianya terdapat plus minus. Seperti media elektronik dan siber. Biaya produksinya rendah, tetapi pendapatan iklannya meningkat dan pemirsanya meningkat karena orang-orang beralih menggunakan televisi atau gadget.
“Untuk media harus menjaga kualitas jurnalistik. Karena produk media adalah produk jurnalistik. Di era new normal media online jadi primadona. Ketika berbicara industri media, bagaimana tidak meninggalkan pedoman bisnis media dan mengombinasi media tradisional ke teknologi, serta mengoptimalkan media sosial,” pungkasnya.
Sumber : SMSI Sumsel
Tidak ada komentar
Posting Komentar