Begini Pesan Pjs Walikota Pagaralam Di Hari Pancasila
Pagaralam,Liputansumsel - Momen Hari Lahir Pancasila, PJS Musni Wijaya mengingatkan seluruh pihak memanfaatkan hal ini untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.
Musni menyadari jika dalam bernegara ada saat-saat berproses menjadi masyarakat yang majemuk. Meski diakui kemajemukan kadang dibayang-bayangi risiko intoleransi, ketidakbersatuan hingga ketidakgotongroyongan dalam menghadapi Pilkada Serentak khususnya Di Sumatera Selatan.
"Saatnya kita berbagi pengalaman dalam berbhinneka tunggal ika atau bertoleransi, serta dalam membangun persatuan dan kebersamaan," ajak Musni menanggapi intoleransi yang rawan terjadi saat Pilkada diPidatonya pada saat Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Merdeka Kota Pagaralam, Jumat (1/5/2018).
Namun,Musni Wijaya memiliki kunci untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya nilai Pancasila yakni pada sila pertama berisi Ketuhanan Yang Maha Esa ini harus menjadi kausa prima terwujudnya sila kedua hingga kelima.
Bagi Musni, salah satu implementasi sila pertama saat ini yakni saling peduli dan berbagi. Hal ini bisa dijabarkan dengan peduli dan berbagi di lingkungan. Tak hanya itu, dalam agama juga memerintahkan berbagi ini dalam bentuk sodaqoh dan zakat.
"Itulah working ideology Pancasila, ketika disparitas semakin tinggi, masyarakat yang mampu menyisihkan sedikit rejekinya untuk masyarakat banyak," ujarnya mencontohkan.
Musni juga mengingatkan di momen Bulan Ramadan ini sebagai saat paling baik untuk berbagi dan peduli kepada lingkungan. Menurutnya dengan membuka pintu untuk berbuat kebaikan, akan memberi dampak positif bagi masyarakat. Musni menilai jika ada yang mengunci pintu kebaikan, berarti pemahaman tentang Pancasila masih kurang.
Sementara dalam momentum Hari Lahir Pancasila ini, dia mengatakan bisa menjadi pengingat dan pemacu semangat dalam berbangsa dan bernegara. Bagi Musni, Pancasila merupakan berkah indah yang diberikan Tuhan untuk Indonesia.
"Pancasila adalah berkah indah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat Indonesia melalui perenungan dan pergulatan," tambahnya.
Musni menambahkan pemikiran dan kejernihan batin para founding fathers Indonesia harus terus diamalkan sebagai warisan mulia untuk menunjang kemajuan bangsa. Sekaligus sebagai sumbangsih Indonesia kepada masyarakat dunia.
Rangkaian proses besar ini, lanjut Musni, harus selalu diingat, didalami semangatnya, dan dipahami rohnya. Selain itu, menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa Pancasila selalu hadir dalam setiap sudut kehidupan, hati dan pikiran.
"Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun 2018 ini, kita harus meneguhkan semangat kita untuk bersatu, berbagi, dan berprestasi,"
Musni menyadari jika dalam bernegara ada saat-saat berproses menjadi masyarakat yang majemuk. Meski diakui kemajemukan kadang dibayang-bayangi risiko intoleransi, ketidakbersatuan hingga ketidakgotongroyongan dalam menghadapi Pilkada Serentak khususnya Di Sumatera Selatan.
"Saatnya kita berbagi pengalaman dalam berbhinneka tunggal ika atau bertoleransi, serta dalam membangun persatuan dan kebersamaan," ajak Musni menanggapi intoleransi yang rawan terjadi saat Pilkada diPidatonya pada saat Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Merdeka Kota Pagaralam, Jumat (1/5/2018).
Namun,Musni Wijaya memiliki kunci untuk mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya nilai Pancasila yakni pada sila pertama berisi Ketuhanan Yang Maha Esa ini harus menjadi kausa prima terwujudnya sila kedua hingga kelima.
Bagi Musni, salah satu implementasi sila pertama saat ini yakni saling peduli dan berbagi. Hal ini bisa dijabarkan dengan peduli dan berbagi di lingkungan. Tak hanya itu, dalam agama juga memerintahkan berbagi ini dalam bentuk sodaqoh dan zakat.
"Itulah working ideology Pancasila, ketika disparitas semakin tinggi, masyarakat yang mampu menyisihkan sedikit rejekinya untuk masyarakat banyak," ujarnya mencontohkan.
Musni juga mengingatkan di momen Bulan Ramadan ini sebagai saat paling baik untuk berbagi dan peduli kepada lingkungan. Menurutnya dengan membuka pintu untuk berbuat kebaikan, akan memberi dampak positif bagi masyarakat. Musni menilai jika ada yang mengunci pintu kebaikan, berarti pemahaman tentang Pancasila masih kurang.
Sementara dalam momentum Hari Lahir Pancasila ini, dia mengatakan bisa menjadi pengingat dan pemacu semangat dalam berbangsa dan bernegara. Bagi Musni, Pancasila merupakan berkah indah yang diberikan Tuhan untuk Indonesia.
"Pancasila adalah berkah indah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat Indonesia melalui perenungan dan pergulatan," tambahnya.
Musni menambahkan pemikiran dan kejernihan batin para founding fathers Indonesia harus terus diamalkan sebagai warisan mulia untuk menunjang kemajuan bangsa. Sekaligus sebagai sumbangsih Indonesia kepada masyarakat dunia.
Rangkaian proses besar ini, lanjut Musni, harus selalu diingat, didalami semangatnya, dan dipahami rohnya. Selain itu, menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa Pancasila selalu hadir dalam setiap sudut kehidupan, hati dan pikiran.
"Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun 2018 ini, kita harus meneguhkan semangat kita untuk bersatu, berbagi, dan berprestasi,"
Tidak ada komentar
Posting Komentar