BPPT Terus Lakukan Modifikasi Cuaca Sumsel
Indralaya.--liputansumsel.com--
Operasi penyemaian atau hujan buatan diwilayah Sumsel hingga saat ini terus dilakukan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) RI.
Sejak dimulainya operasi ini, 16 Mei lalu hingga saat ini, sudah menghabiskan 16 ribu kilogram bahan semai dengan total hujan yang dihasilkan diseluruh Daerah Sumsel mencapai lebih dari 161 juta kubik.
Pihak BBTMC memastikan operasi hujan buatan akan terus berlanjut hingga tiga bulan kedepan nanti, atau tepatnya sebelum dan sesudah pelaksanaan pekan olahraga terbesar antar negara-negara Asia (Asian Games 2018) yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus mendatang dimana Provinsi Sumsel ditunjuk sebagai tuan rumah.
Oleh karena itu, dengan dilakukannya penerapan teknologi modifikasi cuaca mudah-mudahan tahun ini tercapailah tujuan Sumsel tidak terjadi Karhutla.
Mengingat pada saat pergelaran apel kesiapsiagaan personil dan peralatan pencegahan Karhutla yang berlangsung di lapangan bola kaki Desa Palemraya Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (OI) beberapa minggu yang lalu dan bersamaan dengan launching operasi teknologi modifikasi cuaca, Danrem 044/Gapo Kolonel Inf Iman Budiman selaku Dansatgas Karhutla menekankan kepada seluruh jajarannya untuk mencegah jangan sampai terjadi Karhutla diwilayah Sumsel.
Faktanya sejak 16 Mei lalu, sampai dengan Sabtu sore (26/5) seluruh wilayah Sumsel dan sekitarnya diguyur hujan. Kepala BBTMC-BPPT Dr Tri Handoko Seto melalui Kepala Bidang Pelayanan Teknologi Sutrisno MSi menjelaskan, sebelum dilakukannya proses penyemaian awan untuk antisipasi Karhutla diwilayah Sumsel yakni setiap pagi dilakukan analisis distribusi hujan dan potensi pertumbuhan awan diwilayah Sumsel.
Dimana area yang mempunyai curah hujan relatif lebih kecil dibanding area lain, dijadikan target area utama pada hari itu, untuk diupayakan terjadi hujan asal di area tersebut terdapat awan potensial.
Sehingga secara keseluruhan diwilayah Sumsel terjaga kelembaban tanahnya dan ini akan menjadi penghambat untuk munculnya hotspot.
"Sejak 16 Mei lalu, sampai dengan sekarang sudah dilakukan sebanyak 16 kali sorti dengan menghabiskan 16 ribu kilogram bahan semai yang diangkut menggunakan pesawat Cassa 212-200 PK-PCT milik PT Pelita Air Service," ujar Kabid Pelayanan Teknologisi BBTMC-BPPT RI Sutrisno, Minggu (27/5).
Hasilnya, hingga kemarin, hampir tiap hari terjadi hujan dengan intensitas yang bervariasi dari hujan ringan hingga lebat dan secara umum seluruh wilayah Sumsel telah kebagian hujan buatan tersebut.
Tentu saja dengan hasil proses hujan buatan ini, menyebabkan kelembaban tanah masih terjaga dengan baik. "Sehingga dari data MODIS ( kepercayaan >80%) tidak terpantau adanya hotspot sampai saat ini. Potensi pembentukan awan hingga dua minggu kedepan diperkirakan masih cukup baik," jelas Sutrisno.
Ia menambahkan, selama proses penyemaian berlangsung, pihaknya tetap mengedepankan dan upayakan menjaga tingkat kebasahan tanah atau lahan dengan cara mengutamakan area curah hujannya relatif lebih kecil dibanding area lain yang harus mendapat prioritas tambahan hujan agar kebasahan tanah terus terjaga.
"Selain itu juga, area yang relatif lebih kecil curah hujannya dibanding areal lain, menjadi prioritas utama, area gambut dan area yang secara historis mempunyai tingkat kemunculan hotspot yang tinggi juga menjadi prioritas utama untuk diupayakan turun hujan," papar Kepala Bidang Pelayanan Teknologisi BBTMC-BPPT RI Sutrisno.(rul)
Operasi penyemaian atau hujan buatan diwilayah Sumsel hingga saat ini terus dilakukan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) RI.
Sejak dimulainya operasi ini, 16 Mei lalu hingga saat ini, sudah menghabiskan 16 ribu kilogram bahan semai dengan total hujan yang dihasilkan diseluruh Daerah Sumsel mencapai lebih dari 161 juta kubik.
Pihak BBTMC memastikan operasi hujan buatan akan terus berlanjut hingga tiga bulan kedepan nanti, atau tepatnya sebelum dan sesudah pelaksanaan pekan olahraga terbesar antar negara-negara Asia (Asian Games 2018) yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus mendatang dimana Provinsi Sumsel ditunjuk sebagai tuan rumah.
Oleh karena itu, dengan dilakukannya penerapan teknologi modifikasi cuaca mudah-mudahan tahun ini tercapailah tujuan Sumsel tidak terjadi Karhutla.
Mengingat pada saat pergelaran apel kesiapsiagaan personil dan peralatan pencegahan Karhutla yang berlangsung di lapangan bola kaki Desa Palemraya Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (OI) beberapa minggu yang lalu dan bersamaan dengan launching operasi teknologi modifikasi cuaca, Danrem 044/Gapo Kolonel Inf Iman Budiman selaku Dansatgas Karhutla menekankan kepada seluruh jajarannya untuk mencegah jangan sampai terjadi Karhutla diwilayah Sumsel.
Faktanya sejak 16 Mei lalu, sampai dengan Sabtu sore (26/5) seluruh wilayah Sumsel dan sekitarnya diguyur hujan. Kepala BBTMC-BPPT Dr Tri Handoko Seto melalui Kepala Bidang Pelayanan Teknologi Sutrisno MSi menjelaskan, sebelum dilakukannya proses penyemaian awan untuk antisipasi Karhutla diwilayah Sumsel yakni setiap pagi dilakukan analisis distribusi hujan dan potensi pertumbuhan awan diwilayah Sumsel.
Dimana area yang mempunyai curah hujan relatif lebih kecil dibanding area lain, dijadikan target area utama pada hari itu, untuk diupayakan terjadi hujan asal di area tersebut terdapat awan potensial.
Sehingga secara keseluruhan diwilayah Sumsel terjaga kelembaban tanahnya dan ini akan menjadi penghambat untuk munculnya hotspot.
"Sejak 16 Mei lalu, sampai dengan sekarang sudah dilakukan sebanyak 16 kali sorti dengan menghabiskan 16 ribu kilogram bahan semai yang diangkut menggunakan pesawat Cassa 212-200 PK-PCT milik PT Pelita Air Service," ujar Kabid Pelayanan Teknologisi BBTMC-BPPT RI Sutrisno, Minggu (27/5).
Hasilnya, hingga kemarin, hampir tiap hari terjadi hujan dengan intensitas yang bervariasi dari hujan ringan hingga lebat dan secara umum seluruh wilayah Sumsel telah kebagian hujan buatan tersebut.
Tentu saja dengan hasil proses hujan buatan ini, menyebabkan kelembaban tanah masih terjaga dengan baik. "Sehingga dari data MODIS ( kepercayaan >80%) tidak terpantau adanya hotspot sampai saat ini. Potensi pembentukan awan hingga dua minggu kedepan diperkirakan masih cukup baik," jelas Sutrisno.
Ia menambahkan, selama proses penyemaian berlangsung, pihaknya tetap mengedepankan dan upayakan menjaga tingkat kebasahan tanah atau lahan dengan cara mengutamakan area curah hujannya relatif lebih kecil dibanding area lain yang harus mendapat prioritas tambahan hujan agar kebasahan tanah terus terjaga.
"Selain itu juga, area yang relatif lebih kecil curah hujannya dibanding areal lain, menjadi prioritas utama, area gambut dan area yang secara historis mempunyai tingkat kemunculan hotspot yang tinggi juga menjadi prioritas utama untuk diupayakan turun hujan," papar Kepala Bidang Pelayanan Teknologisi BBTMC-BPPT RI Sutrisno.(rul)
Tidak ada komentar
Posting Komentar