Warga Burai Harapkan Program Warna Warni Selesai Tepat Waktu
Indralaya.--liputansumsel.com--
Program Desa Warna-warni di Desa Burai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, sudah mencapai lebih kurang 30 persen. Namun, warga Burai pesimis pengecatan akan rampung 100 persen, mengingat peresmian Desa Warna-warni ini diwacanakan pada 27 April 2018 atau bertepatan pada pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
“Kita pesimis akan selesai. Mengingat pengerjaan hanya dilakukan warga setempat, yang pastinya kurang maksimal pengerjaanya, karena warga Burai juga banyak yang bekerja atau mencari nafkah,” ujar Wilie, warga setempat Selasa (17/4).
Tak hanya itu, lambannya material berupa cat yang datang dari pertamina juga menjadi hambatan warga. “Cat dari Pertamina baru datang, kalau sebulan sebelumnya saya rasa pengecetan sudah lebih 30 persen. Jadi tidak buru-buru pengerjaanya,” ungkap wawan, warga yang lain.
Lebih jauh pihaknya berharap, agar destinasi wisata ini jangan ‘hangat-hangat tai ayam’. “Maksudnya habis pembukaan kalau bisa berkelanjutan, dan hingga akhir hayat Desa Burai ini jadi Kampung Warna-warni. Jangan sudah pembukaan, jalan tidak lama sudah hilang. Misalnya, kalau catnya sudah pudar diperbaharui terus, biar tidak mengecewakan pengunjung,” harapnya.(rul)
Program Desa Warna-warni di Desa Burai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, sudah mencapai lebih kurang 30 persen. Namun, warga Burai pesimis pengecatan akan rampung 100 persen, mengingat peresmian Desa Warna-warni ini diwacanakan pada 27 April 2018 atau bertepatan pada pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).
“Kita pesimis akan selesai. Mengingat pengerjaan hanya dilakukan warga setempat, yang pastinya kurang maksimal pengerjaanya, karena warga Burai juga banyak yang bekerja atau mencari nafkah,” ujar Wilie, warga setempat Selasa (17/4).
Tak hanya itu, lambannya material berupa cat yang datang dari pertamina juga menjadi hambatan warga. “Cat dari Pertamina baru datang, kalau sebulan sebelumnya saya rasa pengecetan sudah lebih 30 persen. Jadi tidak buru-buru pengerjaanya,” ungkap wawan, warga yang lain.
Lebih jauh pihaknya berharap, agar destinasi wisata ini jangan ‘hangat-hangat tai ayam’. “Maksudnya habis pembukaan kalau bisa berkelanjutan, dan hingga akhir hayat Desa Burai ini jadi Kampung Warna-warni. Jangan sudah pembukaan, jalan tidak lama sudah hilang. Misalnya, kalau catnya sudah pudar diperbaharui terus, biar tidak mengecewakan pengunjung,” harapnya.(rul)
Tidak ada komentar
Posting Komentar