Ida Prihatin Melihat Kondusi Anak Yang lahir Tanpa Tempurung Kepala
Pagaralam,-- Liputansumsel.com-- Pasangan Fersi dan Listiawati tak menyangka anaknya yang sudah dinanti, ternyata lahir tanpa tempurung kepala. Bayi yang lahir pada 1 Maret 2018 ini berjenis kelamin perempuan tersebut lahir melalui proses SC (Seksio Caecare) dengan berat badan 2,1 kilogram, yang sampai saat ini sedang dirawat intensif di Saal Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besemah lantaran kondisi yang kritis.
Dokter Spesialis Anak, dr Mimi Marlena SpA menuturkan, bayi ini lahir dalam kondisi Anencephaly. Dimana, sebagian otak dan tempurung tidak ada. Ini bisa kelainan genetik atau bawaan, bisa juga disebabkan hal lain. Untuk kasus sekarang ini bawaan lahir.
"Dengan kondisi bayi seperti ini sangat jarang yang bisa selamat. Kenapa tidak dirujuk kemungkinan untuk keselamatan kecil. Saat ini anak sedang kritis," ungkap Mimi saat dikonfirmasi, Rabu (7/3/2018).
Dijelaskannya, secara pasti penyebabnya kita tidak tahu. Bisa saja kelainan genetik, bawaan, mungkin faktor zat kimia dan obat-obatan. Untuk kasus seperti ini banyak dan di Kota Pagaralam pernah ditemui dan bertahan hidup paling tidak dua sampai tujuh hari.
"Saat ini bayi terus diperhatikan intensif. Setiap 30 menit bayi diberikan napas buatan yang dilakukan tiga orang tim medis secara bergantian," jelasnya.
Sementara itu, Walikota Non Aktif, dr Hj Ida Fitriati Basjuni saat mengungjungi bayi yang lahir tanpa tempurung kepala menuturkan, pihaknya cukup prihatin melihat kondisi ini.
"Saya datang ke sini untuk memberikan semangat kepada kedua orang tuanya. Apalagi, untuk dirujuk sangat tidak memungkinkan melihat kondisi bayi masih sangat rentan dan juga mari kita sama - sama mendoakan anak tersebut ," ungkap Buk Ida.
Dijelaskan Buk Ida, memang bayi yang lahir seperti ini tidak diketahui penyebabnya. Untuk itulah, perawatan intensif harus terus dilakukan. (Rico)
Melihat Kondusi anak yang lahir tanpa tempurung kepala
12:24:07 Mar 07 2018
Pagaralam, Liputansumsel.com - Pasangan Fersi dan Listiawati tak menyangka anaknya yang sudah dinanti, ternyata lahir tanpa tempurung kepala. Bayi yang lahir pada 1 Maret 2018 ini berjenis kelamin perempuan tersebut lahir melalui proses SC (Seksio Caecare) dengan berat badan 2,1 kilogram, yang sampai saat ini sedang dirawat intensif di Saal Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besemah lantaran kondisi yang kritis.
Dokter Spesialis Anak, dr Mimi Marlena SpA menuturkan, bayi ini lahir dalam kondisi Anencephaly. Dimana, sebagian otak dan tempurung tidak ada. Ini bisa kelainan genetik atau bawaan, bisa juga disebabkan hal lain. Untuk kasus sekarang ini bawaan lahir.
"Dengan kondisi bayi seperti ini sangat jarang yang bisa selamat. Kenapa tidak dirujuk kemungkinan untuk keselamatan kecil. Saat ini anak sedang kritis," ungkap Mimi saat dikonfirmasi, Rabu (7/3/2018).
Dijelaskannya, secara pasti penyebabnya kita tidak tahu. Bisa saja kelainan genetik, bawaan, mungkin faktor zat kimia dan obat-obatan. Untuk kasus seperti ini banyak dan di Kota Pagaralam pernah ditemui dan bertahan hidup paling tidak dua sampai tujuh hari.
"Saat ini bayi terus diperhatikan intensif. Setiap 30 menit bayi diberikan napas buatan yang dilakukan tiga orang tim medis secara bergantian," jelasnya.
Sementara itu, Walikota Non Aktif, dr Hj Ida Fitriati Basjuni saat mengungjungi bayi yang lahir tanpa tempurung kepala menuturkan, pihaknya cukup prihatin melihat kondisi ini.
"Saya datang ke sini untuk memberikan semangat kepada kedua orang tuanya. Apalagi, untuk dirujuk sangat tidak memungkinkan melihat kondisi bayi masih sangat rentan dan juga mari kita sama - sama mendoakan anak tersebut ," ungkap Buk Ida.
Dijelaskan Buk Ida, memang bayi yang lahir seperti ini tidak diketahui penyebabnya. Untuk itulah, perawatan intensif harus terus dilakukan. (Rico)
Dokter Spesialis Anak, dr Mimi Marlena SpA menuturkan, bayi ini lahir dalam kondisi Anencephaly. Dimana, sebagian otak dan tempurung tidak ada. Ini bisa kelainan genetik atau bawaan, bisa juga disebabkan hal lain. Untuk kasus sekarang ini bawaan lahir.
"Dengan kondisi bayi seperti ini sangat jarang yang bisa selamat. Kenapa tidak dirujuk kemungkinan untuk keselamatan kecil. Saat ini anak sedang kritis," ungkap Mimi saat dikonfirmasi, Rabu (7/3/2018).
Dijelaskannya, secara pasti penyebabnya kita tidak tahu. Bisa saja kelainan genetik, bawaan, mungkin faktor zat kimia dan obat-obatan. Untuk kasus seperti ini banyak dan di Kota Pagaralam pernah ditemui dan bertahan hidup paling tidak dua sampai tujuh hari.
"Saat ini bayi terus diperhatikan intensif. Setiap 30 menit bayi diberikan napas buatan yang dilakukan tiga orang tim medis secara bergantian," jelasnya.
Sementara itu, Walikota Non Aktif, dr Hj Ida Fitriati Basjuni saat mengungjungi bayi yang lahir tanpa tempurung kepala menuturkan, pihaknya cukup prihatin melihat kondisi ini.
"Saya datang ke sini untuk memberikan semangat kepada kedua orang tuanya. Apalagi, untuk dirujuk sangat tidak memungkinkan melihat kondisi bayi masih sangat rentan dan juga mari kita sama - sama mendoakan anak tersebut ," ungkap Buk Ida.
Dijelaskan Buk Ida, memang bayi yang lahir seperti ini tidak diketahui penyebabnya. Untuk itulah, perawatan intensif harus terus dilakukan. (Rico)
Melihat Kondusi anak yang lahir tanpa tempurung kepala
12:24:07 Mar 07 2018
Pagaralam, Liputansumsel.com - Pasangan Fersi dan Listiawati tak menyangka anaknya yang sudah dinanti, ternyata lahir tanpa tempurung kepala. Bayi yang lahir pada 1 Maret 2018 ini berjenis kelamin perempuan tersebut lahir melalui proses SC (Seksio Caecare) dengan berat badan 2,1 kilogram, yang sampai saat ini sedang dirawat intensif di Saal Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besemah lantaran kondisi yang kritis.
Dokter Spesialis Anak, dr Mimi Marlena SpA menuturkan, bayi ini lahir dalam kondisi Anencephaly. Dimana, sebagian otak dan tempurung tidak ada. Ini bisa kelainan genetik atau bawaan, bisa juga disebabkan hal lain. Untuk kasus sekarang ini bawaan lahir.
"Dengan kondisi bayi seperti ini sangat jarang yang bisa selamat. Kenapa tidak dirujuk kemungkinan untuk keselamatan kecil. Saat ini anak sedang kritis," ungkap Mimi saat dikonfirmasi, Rabu (7/3/2018).
Dijelaskannya, secara pasti penyebabnya kita tidak tahu. Bisa saja kelainan genetik, bawaan, mungkin faktor zat kimia dan obat-obatan. Untuk kasus seperti ini banyak dan di Kota Pagaralam pernah ditemui dan bertahan hidup paling tidak dua sampai tujuh hari.
"Saat ini bayi terus diperhatikan intensif. Setiap 30 menit bayi diberikan napas buatan yang dilakukan tiga orang tim medis secara bergantian," jelasnya.
Sementara itu, Walikota Non Aktif, dr Hj Ida Fitriati Basjuni saat mengungjungi bayi yang lahir tanpa tempurung kepala menuturkan, pihaknya cukup prihatin melihat kondisi ini.
"Saya datang ke sini untuk memberikan semangat kepada kedua orang tuanya. Apalagi, untuk dirujuk sangat tidak memungkinkan melihat kondisi bayi masih sangat rentan dan juga mari kita sama - sama mendoakan anak tersebut ," ungkap Buk Ida.
Dijelaskan Buk Ida, memang bayi yang lahir seperti ini tidak diketahui penyebabnya. Untuk itulah, perawatan intensif harus terus dilakukan. (Rico)
Tidak ada komentar
Posting Komentar